Selamat membaca 😍
Jangan lupa vote dan coment nya!!🔥🔥
Follow me: ragilrenisa_
****
Rangga baru saja selesai mandi dan kini dia sedang bersiap untuk acara khitanan Kelvin. Bocah delapan tahun yang memiliki wajah tampan. Bisa dipastikan jika besar nanti bocah itu akan menjadi idola para wanita. Wajar saja dia tampan, mengingat ayah, ibu dan mama nya juga memiliki wajah diatas rata-rata.
Sebenarnya Rangga sempat berfikir betapa beruntungnya menjadi Galang. Memiliki dua bidadari yang cantik dan anggun. Dia jadi ingin menggantikan posisi Galang.
Mengenakan kemeja motiv batik berwarna hijau mint pilihan si wanita cantik berdarah Batak dan Sunda, siapa lagi jika bukan Resna. Sahabatnya yang juga merangkap sebagai partner ranjang nya.
Sebenarnya dia enggan mengenakan pakaian warna lain selain hitam, putih dan abu-abu. Tapi demi sahabat tercintanya dia rela memakai kemeja tersebut.
Anggap saja hal itu sebagai pengganti rasa bersalahnya kepada Resna karena sudahh mengambil harta berharga nya. Yah, walaupun tidak sebanding.
Tiba-tiba pintu toilet di kamarnya terbuka, menoleh dan mendapati Barra yang menjadi room mate nya karena dirumah Icha tak ada lagi kamar kosong. Jadi dia harus tidur dalam satu kamar bersama Barra.
"Lama amat lo mandi?" Tanyanya pada Barra yang baru saja keluar.
Rangga memang tak menggunakan bahasa formal seperti yang Resna gunakan ketika berbicara dengan Barra. Karena selain ini bukan di lingkungan kantor dan Barra juga bukan bosnya, Barra sendiri tak mau begitu di agungkan.
"Biasa.." jawab Barra acuh.
"Main sabun lo ya?" Sambil menaik turunkan kedua alisnya membuat Barra terkekeh. "Ckckck! Lo ya, kasian banget bro. Udah deket sama Icha berbulan-bulan tapi status kalian berdua masih aja nggak jelas."
"Semua butuh proses."
"Alah, proses apaan. Emang dasarnya aja lo nggak bakal bisa geser posisinya mas Galang. Jangankan lo yang baru beberapa bulan deketin Icha. Gue yang udah bertahun-tahun aja nggak bisa ngalahin Galang."
Barra mengernyit mendengar pengakuan dari Rangga. "Lo cinta juga sama Icha?"
Rangga mengangkat bahu. "Dibilang cinta sih nggak juga. Gue cuma kagum aja. Dia itu hebat, hebat banget!"
"Hebat dalam artian?" Barra masih tak mengerti. Ya Tuhan! Sebenarnya Barra ini bodoh atau apa.
"Ck.. heran gue, lo lulusan luar negeri tapi otak lo lamban!" Gerutunya kesal.
Rangga benar-benar tak perduli jika Barra tersinggung karena ucapannya. Atau bahkan menuntut nya sekalipun, karena menurutnya Barra benar-benar bodoh.
"Icha itu wanita paling hebat menurut gue." Tatapan ya menerawang. "Cantik, penyabar, penyayang. Menurut gue semua yang ada sama Icha itu perfect! Lo bayangin aja deh, dia sanggup hidup berdampingan sama istrinya mas Galang demi ngerawat Kelvin. Kalo gue jadi Icha si ogah!"
Barra masih diam menunggu kelanjutan cerita dari Rangga.
"Dia pernah hampir nikah, tapi gagal gara-gara calon lakinya selingkuh sampek ngebuntingin anak orang."
"Galang maksudnya? Berarti Icha hamil Kelvin sebelum menikah sama Galang?"
Rangga tersenyum lalu menepuk bahu Barra pelan. "Lo tanya aja sama orangnya, soalnya ini bukan kapasitas gue buat cerita. Gue kedepan duluan, lo buruan nyusul jangan kelamaan." Setalah itu Rangga berjalan hendak keluar, sebelum membuka pintu, Rangga berhenti dan menoleh kearah Barra yang kini sedang menggosok rambutnya dengan menggunakan handuk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BEST PARTNER [END]
General Fiction[ MATURE CONTENT 21++ ] Dua orang yang terjebak dalam hubungan pertemanan. Keduanya mencintai, tapi sama-sama tidak ingin mengakui. Hari-hari mereka hanya diisi perdebatan, perkelahian, dan adu mulut. Keduanya tak pernah akur, bagaikan air dan api...