Happy reading ❤️
.
Follow me: ragilrenisa_
*****
13.45 WIB...
Taksi yang Resna pesan sudah tiba dipelataran rumah besarnya. Resna akan pergi menemui Reza. Tapi sebelumnya dia akan kerumah orang tuanya terlebih dahulu untuk menitipkan Rega disana.
Tidak mungkin dia membawa Rega kesana, karena ia takut Rega akan kelelahan.
...
Tiba dirumah orang tuanya, Resna langsung meninggalkan Rega bersama Ema dan kemudian pergi menggunakan mobil lamanya yang ia tinggalkan dirumah orang tuanya.
Dia harus berbicara dengan Reza mengenai apa yang Anggita katakan kemarin padanya sehingga membuat Rangga ikut marah dan mengatakan satu kalimat yang pernah dia ucapkan dulu.
Cerai
Semalam Rangga mengatakan itu padanya. Meskipun Resna tahu jika Rangga hanya tengah dikuasai emosi. Tetapi, hal itu sangat mengganggu bagi Resna.
Apalagi kini mereka sudah memiliki seorang putra yang harus mereka besarkan dengan baik dan di lingkungan yang baik pula.
Resna tidak mau Rega menjadi korban dari keegoisan antara dirinya dan Rangga.
"Neng.. dateng kok nggak ngabarin mamak dulu? Rega nya mana?" Indah langsung menyapa ketika Resna baru turun dari mobilnya.Resna tersenyum, berjalan mendekat dan memeluk tubuh Indah. "Rega dirumah Ambu. Aa' ada?" Tanya Resna to the point. Dia hanya ingin ini cepat selesai.
"Ada. Dikamar, lagi istirahat."
Indah tak memberitahukan pada Resna mengenai keadaan Reza saat ini. Dan Resna tak ingin menanyakan hal itu. Lebih baik dia berpura-pura tidak tahu.
Resna mengangguk dan berpamitan untuk menemui Reza.
..
Plak
Satu tamparan keras mendarat dengan begitu mulus di pipi kiri Reza yang masih terdapat beberapa memar.
Reza meringis merasakan ngilu yang kian mendera wajahnya. Luka dan memar yang ia dapatkan kemarin dari adik ipar brengsek nya saja belum sembuh, bahkan masih basah. Dan sekarang dia mendapatkan satu tamparan manis dari adiknya sendiri, Resna.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BEST PARTNER [END]
General Fiction[ MATURE CONTENT 21++ ] Dua orang yang terjebak dalam hubungan pertemanan. Keduanya mencintai, tapi sama-sama tidak ingin mengakui. Hari-hari mereka hanya diisi perdebatan, perkelahian, dan adu mulut. Keduanya tak pernah akur, bagaikan air dan api...