Halo, boleh minta vote dan komentarnya?? Aku harap kalian suka dengan cerita ini, terima kasih. Mohon maaf untuk typo-nya. Jangan lupa tambahkan ke library kalian ya^^
Happy reading^^
🧚♀️✨-----✨🧚♀️
"Bagaimana?" Tanya seorang lelaki yang kini duduk di kursi singgasananya. Tangannya mengusap tangan pucat seorang wanita yang berdiri disampingnya.
"Benar tebakan anda, Tuan. Sang puteri telah kembali." Jawab lelaki lainnya dengan tunduk, si bawahan.
"Bagus, perhatikan terus gerak-geriknya. Aku akan segera mengatur rencana untuk memilikinya." Seringai menyeramkan terbit di wajah pucatnya.
"Baik, Tuan."
"Oh ya, awasi juga kucing nakal itu."
"Akan saya lakukan, Tuan."
"Pergilah."
Bawahan itu beranjak meninggalkan tempatnya dan memulai pekerjaannya.
"Kamu mengabaikanku lagi." Ucap wanita itu.
"Aku tidak mengabaikanmu, sayang."
Lelaki itu menciumi tangan wanitanya, kemudian ia tancapkan taringnya ke tangan si wanita. Ia hisap darah yang mengalir dan meneguknya, meredakan rasa haus yang tiada hentinya.
'Aku akan segera mendapatkan darahnya!'
**
Aku membuka mataku perlahan. Mataku menyipit karena sinar mentari menerobos masuk lewat celah-celah tirai jendela.
"Eungh..." Lenguhku pelan.
Mataku mengerjap beberapa kali guna memfokuskan pandanganku dan mengumpulkan kesadaranku. Setelah cukup sadar, aku mendudukkan diriku. Apa aku bangun kesiangan? Aku mengendikkan bahu tak peduli.
Tok! Tok! Tok!
"Hmm??"
"Ini saya Ella, Puteri." Jawab orang yang mengetuk pintu kamarku.
"Oh Ella ya, sebentar."
Aku berjalan menuju pintu, memutar kuncinya lalu membukanya.
"Selamat pagi, Puteri."
"Selamat pagi juga, untuk apa kamu pagi pagi sudah kesini, El?" Tanyaku sambil menyandarkan kepalaku ke pintu.
"Untuk melayani anda, Tuan puteri."
Aku menghela napas sejenak lalu kembali berjalan menuju ranjangku. "Aku sangat kelelahan, badanku pegal-pegal rasanya. Apa aku boleh tidur lebih lama lagi?"
"Tapi sarapan anda sudah siap, Puteri."
"Benarkah?"
Bruk!
Aku menjatuhkan diri ke kasur, ah rasanya seratus kali lebih nyaman daripada kasur lamaku.
"Iya, Puteri. Kalau Ella boleh tahu, apa anda biasa bangun siang, Puteri?" Tanya Ella sembari menyiapkan baju yang akan aku pakai nanti.
"Tidak, biasanya aku bangun pagi karena semua pekerjaan rumah aku yang mengerjakan. Mungkin aku kelelahan karena perjalanan kemarin." Jawabku, mataku tak lepas dari sarung tangan yang Ella pakai. Aku sangat penasaran tapi aku tidak ingin menanyakannya.
"Anda yang mengerjakan semuanya? Kenapa begitu, Puteri? Bukankah ada orang lain yang tinggal bersama anda?"
"Ada, tapi mereka semua pemalas." Ya, mereka sangat pemalas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Isla Abrriela
De Todo🧚♀️✨Deskripsi cerita: Isla Abrriela Ackerley, gadis remaja berumur 17 tahun yang tinggal bersama ibu tiri serta adik tirinya di sebuah desa yang cukup terpencil. Hidup serba kekurangan karena perlakuan jahat dari ibu tirinya. Ibu kandungnya telah...