Author: Hi guys, I'm sorry that I rarely update my stories. Aku sedang berada di masa ujian, mengerjakan Tugas Akhirku dan InsyaAllah akan sidang bulan ini jadi akhir-akhir ini aku benar-benar sibuk sampai tidak ada ide untuk melanjutkan cerita. But, kalo longgar sedikit aku sempetin berimajinasi sih. Makasih banget yang udah setia nunggu kelanjutan cerita ini, semoga kalian terhibur dan doakan aku ya semoga sidangku lancar. and stay safe dimasa pandemi ini, kalian harus benar-benar jaga kesehatan kalian, gak usah sering-sering keluar rumah kalo nggak ada urusan penting banget. Okey, ini chapter selanjutnya I hope you'll enjoy and like it, mohon dukungannya terus ya dengan vote dan komen~
>>>>*<<<<
Setelah kegiatan tadi siang kini aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Seragam sekolah yang disiapkan oleh Ella semalam sudah terpasang di tubuhku, Ella sendiri pun sudah memakai seragamnya.
Seragam sekolah ya? Aku tersenyum memandangi diriku di depan cermin, baru kali ini aku mengenakan seragam sekolah dan ini seragam yang menurutku sangat indah. Aku jadi gugup sendiri membayangkan bagaimana sekolahanku dan seperti apa teman-temanku nanti.
"Ella, aku gugup." Ucapku yang membuat tangan Ella terhenti menyisir rambutku. Gadis itu tersenyum.
"Anda tidak perlu segugup itu, Puteri. Anda pasti akan nyaman disana dan mendapat teman yang banyak." Jawab Ella sembari melanjutkan gerakannya menyisir rambutku.
"Kamu harus bersamaku terus ya, Ella? Ini pertama kalinya aku bersekolah. Kita satu kelas kan?"
"Iya, Puteri. Ratu sudah mengatur semuanya."
"Huft...aku harap semuanya akan baik-baik saja." Gumamku.
"Disana juga ada pangeran Ken, jadi anda tidak perlu terlalu khawatir, Puteri."
Ah iya, Ken juga sekolah disana.
"Laki-laki itu...membuatku semakin gugup saja." Gumamku.
Aku bangkit dari dudukku dan membenahi seragamku.
"Ella, ayo kita berangkat!"Usai berpamitan dengan ibu, aku dan Ella diantar berangkat sekolah menggunakan kereta kuda kerajaan. Sebenarnya jaraknya tidak jauh hanya saja ini perintah ibu dengan alasan khawatir padaku.
"Ella..."
"Ada apa, Puteri?"
"Apa kamu tahu siapa musuh kerajaan kita?" Tanyaku pada Ella.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya sekilas.
"Mohon maaf saya tidak berani menjelaskannya karena saya sedikit kurang paham, Puteri."
"Ah begitu ya, kalau begitu tidak apa-apa akan aku tanyakan pada ibu sendiri nanti setelah pulang sekolah."
Aku merasakan kereta berhenti bergerak, kulongokkan kepalaku keluar jendela pintu kereta.
"Kita sudah sampai sekolahan, Puteri." Ujar paman kusir kerajaan.
"Baiklah, Paman." Jawabku sembari membuka pintunya.
"Anda tidak perlu melakukannya, Puteri. Biar pak kusir saja yang membukanya untuk anda." Kata Ella.
"Selagi aku bisa, aku akan melakukannya sendiri, Ella." Jawabku sambil tersenyum, kemudian turun dari kereta.
"Wahh! Sekolahan yang sangat megah ya?" Seruku saat melihat bangunan menjulang tinggi di depanku.
Kepalaku menoleh ke kanan dan ke kiri mengikuti panjangnya bangunan sekolah. Terdapat dua bangunan besar yang terpisah dengan sekolah, letaknya di sisi kanan dan kiri bangunan yang terlihat tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isla Abrriela
Random🧚♀️✨Deskripsi cerita: Isla Abrriela Ackerley, gadis remaja berumur 17 tahun yang tinggal bersama ibu tiri serta adik tirinya di sebuah desa yang cukup terpencil. Hidup serba kekurangan karena perlakuan jahat dari ibu tirinya. Ibu kandungnya telah...