Bagian 13 I I can see something

51 11 0
                                    

author: Hallo minna-san! hw are you all? aku harap baik dan sehat semua ya. Ini lanjutannya, aku berharap kalian suka dan please support me by FOLLOW, VOTE, COMMENT and SHARE LINK CERITA INI KE TEMAN KALIAN. Thank you arigatou terima kasih! selamat membaca!

>>>>*<<<<

Malam pun tiba, bulan dan bintang sudah bergantung di langit hitam dengan cahaya yang membuatnya tampil indah. Suara-suara binatang malam terdengar bersahutan disertai suara ranting pohon yang bersenggolan satu sama lain karena tertepa angin pembawa suhu dingin. Terlihat kereta kuda istana Daisy berhenti di depan pintu utama istana, kemudian turunlah dua gadis berseragam yang baru saja pulang dari sekolahnya.

"Terima kasih, Paman." ucap Isla pada kusir kuda yang selalu mengantarkan mereka berdua ke sekolah. Setelah itu keduanya masuk ke dalam kediaman Isla.

"Sudah pulang ya, bagaimana sekolah kalian hari ini?" tanya Diandra sembari berjalan menghampiri dua gadis itu. Ella merendahkan badannya sedikit, memberi hormat pada sang ratu, "Selamat malam, Ibu ratu. Sekolah kami berjalan lancar hari ini, tuan puteri juga memiliki teman-teman baru tadi."

Diandra tersenyum mendengarnya, ia mengalihkan pandangan ke arah puterinya, "Benarkah begitu, Isla? Siapa teman-teman barumu itu?"

"Hanya teman-teman dekatnya Ken saja, Ibu. Aku juga belum bisa akrab dengan mereka, Ella yang sepertinya sudah mengenal baik mereka." jawab Isla sambil mengerlingkan matanya ke arah Ella. Sang ibu berujar, "Ella kan sudah lama sekolah disana sayang,  jadi wajar dia sudah mengenal teman-teman Kenneth." 

"Kalian berdua sudah makan?" 

"Sudah kok, bu. Kami lelah, boleh kami berdua istirahat sekarang?" tanya Isla sembari menggaet tangan Ella yang sedikit terkejut, ia merasa tidak nyaman karena ada ibu ratu di depan mereka. Diandra menyentuh lengan Ella kemudian berujar, "Tidak perlu merasa tidak enak seperti itu, Ella. Aku tidak akan marah hanya karena kalian berteman, asal Isla bahagia itu tidak menjadi masalah."

"Benar kan apa kataku, ibu tidak akan marah." Isla tersenyum lebar mendengar ucapan ibunya kepada Ella.

"Terima kasih, Ibu ratu." 

"Baiklah, kalian berdua segeralah mandi dan beristirahatlah."

"Baik, Ibu ratu." / "Siap, Ibu." ujar Isla dan Ella bersamaan.

Isla berjalan mendahului Ella, ia ingin cepat-cepat mandi dan berganti pakaian. Sementara itu Ella masih berdiri di depan sang ratu yang tahu maksud dari gadis tersebut, ia menunggu Ella berbicara. "Ibu ratu, ketika berangkat sekolah tadi puteri Isla mengatakan bahwa ia melihat seorang laki-laki pucat bermata merah yang melihat ke arahnya dengan tatapan aneh. Saya tidak tahu seperti apa orangnya, saya khawatir jika orang tersebut sedang mengawasi puteri Isla."

"Jika dia memang musuh, lakukan saja apa yang harus kamu lakukan, Ella. Kamu tidak perlu segan, aku akan mengatakan pada Kenneth mengenai hal ini." jawab Diandra.

"Baik, Ibu ratu. Saya permisi terlebih dahulu." setelah itu Ella berjalan menyusul tuan puterinya, meninggalkan ibu ratu yang kini menghela napas pelan.

"Cedric, cepatlah pulang." gumam Diandra, wanita itu benar-benar merindukan suaminya.

*

Di dalam kamar, Isla merebahkan dirinya ke ranjang kemudian merenggangkan otot-ototnya. Saking menikmati regangan ototnya ia tidak peduli dengan kehadiran Ella di kamarnya. Ella langsung melangkah menuju kamar mandi Isla untuk cuci tangan dan menyiapkan air mandi untuk Isla. Setelah itu ia masuk ke dalam ruang ganti Isla yang isinya penuh dengan pakaian-pakaian gadis itu, ia ambil piyama berwarna putih beserta pakaian dalam untuk tuan puterinya. Setelah menyiapkan baju tidur Isla, ia keluar dari ruang ganti dan mendekat ke arah Isla.

Isla Abrriela Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang