author: Hola selamat malam! Aku harap kalian semua dalam keadaan sehat ya, malam ini new chapter of Welcome Isla hadir ya! Aku harap kalian suka dan menikmati ceritanya. jangan lupa support me by follow, vote dan comment ceritaku! Sekedar kalimat penyemangat pun tidak apa-apa, tapi aku berharap vote dari readersku sebagai suatu penghargaan untuk karyaku. Terima kasih!
>>>>*<<<<
Gadis belia yang terbaring di sebuah kamar bernuansa putih tulang itu mengerjapkan matanya perlahan kemudian membukanya secara perlahan pula, tangannya mengusap selimut yang menutupi kaki hingga perutnya. Ia ingat betul semalam Ken datang ke kamarnya dan Isla memeluknya.
"Nyaman." kata itu keluar dari mulut Isla ketika ia mengingat dirinya memeluk perut Ken dan tertidur disana.
Isla menghela napasnya, ia harus meminta maaf pada pelayan pribadinya nanti karena sikapnya semalam. Gadis itu mengubah posisinya menjadi tengkurap, menyembunyikan wajahnya ke celah antara bantal lainnya. Ia masih mengantuk sekarang, ingin tidur lebih lama lagi atau hanya sekedar berbaring di ranjangnya saja. Namun sebuah suara ketukan dari pintu kamarnya membuat dirinya terpaksa bangun dari posisi tengkurapnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajah.
"Tuan puteri, apakah anda sudah bangun?" suara pengurus John bertanya di balik pintu kamar.
"Sudah, paman."
"Sebelumnya selamat pagi, puteri, saya kesini ingin memberitahukan bahwa ada teman anda yang datang ke istana untuk menemui anda."
"Selamat pagi juga, boleh tahu itu siapa, paman?" tanya Isla sembari menyisir rambutnya setelah itu ia mendekati pintu kamar dan membukanya.
"Elizabeth dan Peter, tuan puteri. Mereka berada di ruang tamu." jawab pengurus John.
Isla mengerutkan dahinya, merasa heran dengan kedatangan dua orang yang baru dia kenal kemarin. "Baiklah, mari kita kesana."
Isla dan pengurus John berjalan beriringan menuju ruang tamu, "Ibu sudah sarapan kah?" gadis itu menoleh ke pengurus John.
"Sudah, puteri. Beliau sedang berada di kebun untuk melihat-lihat pekerja disana."
"Paman sendiri sudah sarapan? Bagaimana dengan Ella, dia tidak datang ke kamarku tadi pagi."
"Saya sudah sarapan, puteri, begitupula dengan Ella. Saya kurang tahu juga kenapa dia tidak ke kamar anda tadi pagi."
"Baiklah, tidak apa-apa paman."
Isla tersenyum pada Zabeth dan Peter yang berdiri dari duduknya begitu Isla datang, "Selamat pagi, tidak perlu bangun, duduklah saja."
"Selamat pagi, tuan puteri." sapa Zabeth dan Peter.
"Saya izin undur diri, puteri." pamit pengurus John.
"Terima kasih, paman." Isla duduk di sofa single depan mereka berdua.
"Maaf membuat kalian menunggu lama, aku baru bangun tidur tadi jadi belum sempat mandi juga." Isla mencoba memulai pembicaraan dengan teman barunya.
"Kami yang seharusnya minta maaf karena mengganggu pagimu, puteri." ujar Peter dengan nada sopan.
"Panggil saja Isla, aku lebih nyaman begitu. Kalau boleh tahu, apa yang membuat kalian berdua pagi-pagi datang kesini?"
"Aku yang tidak sabar ingin bertemu denganmu, Isla." Zabeth menjawab dengan antusias.
"Selain itu Ken juga meminta kami untuk datang menemuimu, untuk menyampaikan sesuatu." sambung Peter dengan wajah serius. "Peter, kau terlalu membosankan." seru Zabeth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isla Abrriela
Aléatoire🧚♀️✨Deskripsi cerita: Isla Abrriela Ackerley, gadis remaja berumur 17 tahun yang tinggal bersama ibu tiri serta adik tirinya di sebuah desa yang cukup terpencil. Hidup serba kekurangan karena perlakuan jahat dari ibu tirinya. Ibu kandungnya telah...