Author: hallo, aku update lagi ya mumpung lagi semangat banget. aku gatau cerita ini menurut kalian gimana jadi please comment biar aku tau pendapat kalian. Jangan lupa klik bintangnya juga, aku harap kalian terhibur dan suka dengan karya-karyaku. Happy reading!
>>>>*<<<<
Aku membuka mataku perlahan saat mendengar suara burung-burung di luar bersahutan, hari sudah pagi namun aku masih enggan bangun dari ranjangku. Aku memandangi langit-langit kamarku dan mengingat kejadian semalam. Setelah aku mengetahui bahwa akulah tunangan Ken, dia mengantarkanku kembali ke kelas. Ella yang melihat mataku sembap langsung menghampiriku karena khawatir sedangkan Ken kembali ke kelasnya sendiri. Ketika sampai istana pun aku langsung masuk kamar dan meminta Ella beristirahat tanpa perlu mengkhawatirkanku, aku juga berpesan kepadanya agar besok pagi tidak perlu terburu-buru mendatangi kamarku karena aku butuh waktu untuk sendiri.Jujur aku masih shock, baru dua hari disini tapi sudah banyak sekali kejadian-kejadian yang mengejutkanku. Entah ada apa lagi hari ini, intinya aku masih ingin berbaring dan menghilangkan rasa lelahku.
Kumiringkan tubuhku ke kanan, menghadap pintu balkon yang tertutup rapat. Dari jendela yang tertutup gorden aku melihat bayangan seseorang berdiri disana, tidak mengetuk dan tidak bersuara. Seorang laki-laki, aku tahu itu siapa.
Aku menyibak selimutku lalu berjalan mendekati jendela, kusibak sedikit gorden tersebut dan aku melihat Ken tengah berdiri menghadap ke arahku. Mata merah yang semalam ia tampilkan padaku sudah kembali menjadi cokelat. Aku bingung harus bersikap bagaimana di depan Ken, dia tunanganku dan apa yang harus aku lakukan sekarang?
Kubuka pintu balkon, seketika angin pagi berhembus menerpa tubuhku yang masih mengenakan piyama.
"Selamat pagi." sapa Ken sambil berjalan mendekatiku.
"Selamat pagi juga." jawabku.
"Aku mengganggu istirahatmu?"
"Tidak, Ken."
Tanganku memegang pagar balkon, lalu menghirup udara pagi yang menyejukkan paru-paruku. Taman yang penuh dengan embun masih terlihat sepi dari elf pekerja tapi aku yakin di dapur istana pasti sudah ramai dengan orang-orang yang sibuk menyiapkan sarapan.
"Sampai pagi ini aku masih terkejut, Ken. Menurutku itu terlalu cepat, aku baru dua hari ini disini dan semua itu terjadi." Aku membuka percakapan dengannya.
"Aku masih belum terlalu paham dengan kejadian akhir-akhir ini. Aku masuk ke dunia ini, bertemu denganmu, bertemu dengan ibuku dan kemudian fakta bahwa aku adalah seorang elf yang bertunangan dengan dirimu. Lalu kilasan-kilasan yang datang setiap aku menyentuhmu dan ibu, itu apa? Pesan dari masa lalu atau apa?"
Kini aku menatap matanya dan meminta sebuah jawaban darinya, aku butuh penjelasan. Ibu bilang setiap orang memiliki keahlian masing-masing apakah itu keahlianku?
Laki-laki itu meraih tanganku lalu bersandar ke pagar balkon, ia memainkan jemariku.
"Benar, itu pesan dari masa lalu yang ingin aku sampaikan kepadamu." jawab Ken tanpa menatap mataku.
"Bagaimana kamu bisa berpikir begitu?"
"Aku menyadari kemampuanmu saat kamu mengatakan bahwa kilasan itu datang ketika kamu bersentuhan denganku dan juga ibumu."
"Aku masih belum terlalu paham, Ken." Aku menarik tanganku perlahan.
"Ck, jangan menariknya, aku sedang gugup sekarang." ujar Ken sambil meraih tanganku dan memainkan jariku lagi.
"Gugup? Kenapa gugup?"
"Sttss, diam sebentar. Dengar, dari pertama kali aku bertemu denganmu waktu itu, aku ingin menyampaikan bahwa aku adalah tunanganmu. Tapi ketika aku melihatmu yang terkejut dengan dunia barumu, aku berpikir aku tidak ingin menambah hal yang membuatmu terkejut lagi karena aku tahu pikiranmu masih mencoba mencerna semua hal baru yang terjadi padamu. Jadi aku tahan waktu itu namun aku benar-benar tidak bisa menahannya kemarin. Jujur aku sangat merindukanmu karena itu aku memaksa menyampaikan pesanku. Maafkan aku, Isla."

KAMU SEDANG MEMBACA
Isla Abrriela
Random🧚♀️✨Deskripsi cerita: Isla Abrriela Ackerley, gadis remaja berumur 17 tahun yang tinggal bersama ibu tiri serta adik tirinya di sebuah desa yang cukup terpencil. Hidup serba kekurangan karena perlakuan jahat dari ibu tirinya. Ibu kandungnya telah...