author: terima kasih buat yang udah baca dan ngasih vote sama cerita-ceritaku. Ini lanjutannya yaa, aku harap kalian suka dan terus ngikuti kelanjutan ceritanya. Happy enjoy! Maaf ya kalo kurang feelnya
>>>>*<<<<
"Ken." panggil Isla saat berada di luar istana.
Mereka berdua berjalan-jalan di taman istana sambil sesekali memetik buah-buah kecil yang sengaja di tanam disana. Cahaya matahari di tempat tersebut juga tidak terlalu banyak yang menembus langsung, masih tertutupi dengan dedaunan rindang dari pohon-pohon yang tinggi seperti kanopi sehingga Ken bisa berjalan bebas tanpa khawatir kulitnya terbakar.
"Hn?"
"Sebelum aku datang kesini, apa kamu sering berkunjung menemui ibuku?" Isla menoleh memandang ke arah laki-laki yang berjalan disampingnya.
"Sering sekali, mungkin hampir setiap hari."
Gadis itu merendahkan badannya lalu berjongkok di depan tanaman strawberry yang buahnya siap di panen.
"Apa yang kamu lakukan setiap kesini?" tanya Isla sembari memetik strawberry yang ukurannya membuat dirinya terkagum-kagum.
"Hanya berkeliling sebentar, mengobrol dengan ibu dan pengurus John, makan dan kadang menginap." Ken ikut berjongkok di samping gadis tersebut, ia ambil satu strawberry dari keranjang buah yang sedari tadi dibawa Isla lalu memakannya.
"Dimana kamu tidur jika menginap disini?"
"Di kamarmu."
Jawaban Ken sontak membuat Isla mengalihkan atensinya ke laki-laki yang menurutnya tengil itu, Ken tidur dikamarnya? Dan sekarang seenaknya makan buah strawberry yang Isla petik?
"Apa? Apa ada yang aneh?" tanya Ken dengan tampang tanpa dosanya.
"Kau yang aneh, Ken. Seenaknya tidur di kamar perempuan dan sekarang tanpa izin dariku kau memakan buah yang aku petik? Kenapa kau tidak memetiknya sendiri sih, Ken. Kalau mau makan, bantu aku memetiknya juga." omel Isla.
"Aku hanya makan satu, Isla. Itu tidak akan membuat strawberry di keranjangmu habis." sanggah Ken tidak mau kalah.
Isla menatap tunangannya kesal, Ken selalu bertindak sesukanya. Namun tidak berselang lama mata Isla beralih ke sudut bibir Ken yang ada bercak merahnya, sisa strawberry yang laki-laki itu makan barusan. Dia jadi berpikir Ken adalah seorang vampire, bagaimana bisa seorang vampire berhubungan akrab dengan makhluk yang masih memiliki darah segar ditubuhnya tanpa tergoda untuk menggigit dan meminum darahnya? Bukankah laki-laki itu juga menyukai darah makhluk hidup sebagai makanannya?
"Kedua orang tuaku melarangku minum darah makhluk hidup seperti dirimu dan yang lainnya. Itu larangan keras untuk kaum vampire agar kedamaian yang ada tetap terjaga."
Isla membelalakkan kedua matanya ketika mendengar Ken menjawab pertanyaan yang muncul di otaknya, "Kau..membaca pikiranku?" tanya Isla memastikan.
"Menurutmu?" Ken menyeringai ke arah tunangannya yang ekspresi terkejutnya benar-benar membuat dirinya gemas.
"Ba-bagaimana bisa?"
"Mudah saja, tinggal baca isi pikiranmu dan aku tahu semua apa yang kamu pikirkan."
Gadis itu masih mencoba mencerna apa yang dikatakan pemuda di depannya. Ken bisa membaca pikirannya, Ken tahu apa yang dia pikirkan, Ken tahu semua isi kepalanya. Berarti waktu itu Ken tahu ketika dirinya memuji laki-laki itu meski hanya dalam pikiran saja?
"Ya, aku tahu, Isla. Kau mengakui bahwa tunanganmu ini tampan kan?" goda Ken sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Isla yang mulai memerah. Sangat terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isla Abrriela
Random🧚♀️✨Deskripsi cerita: Isla Abrriela Ackerley, gadis remaja berumur 17 tahun yang tinggal bersama ibu tiri serta adik tirinya di sebuah desa yang cukup terpencil. Hidup serba kekurangan karena perlakuan jahat dari ibu tirinya. Ibu kandungnya telah...