Author: Aku gatau kenapa aku nangis ngetik ini, kayak terharu gitu sama chapter ini. Pokoknya aku harap kalian para readersku suka dengan kelanjutan ceritanya, aku lanjut besok lagi (entah kapan) untuk chapter selanjutnya. Thank you buat dukungannya🖤
note:
aku saranin bacanya sambil dengerin "Merry Go Round of Life" ost. Howl's Moving Castle. mungkin karena itu sih aku nangisnya jadi kebawa suasana dalam cerita wkwk happy reading
>>>>*<<<<
"Mencariku ya?"
Sontak aku menoleh ke sumber suara dan,
Chuu~
Mataku terbelalak lebar saat benda kenyal itu menempel di pipiku, refleks aku kembali ke posisiku semula sambil mengusap bekas bibir laki-laki itu. Ya, Ken. Dia tiba-tiba sudah ada di belakangku dengan kepala melongok di samping kepalaku. Wajahku memanas, entah memerah atau tidak pokoknya aku malu sekarang.
"Wah wah aku menciummu?" Laki-laki itu duduk di kursi sampingku.
"Kenapa kamu kesini?!"
"Kamu mencariku jadi aku kesini."
"Aku tidak mencarimu."
"Selain itu, ini kantin sekolah semua orang bebas datang kesini, Puteri."
"Jangan memanggilku puteri di sini. Sudahlah, pergi sana!" Usirku, jujur aku masih sangat malu dengan kejadian barusan.
"Kenapa hm? Kamu sedang malu ya?" Ken menyeringai padaku.
"Karena kamu menyebalkan, jangan datang tiba-tiba seperti itu."
"Oke oke, maafkan aku. Akan kuulangi lagi nanti."
Bugh!
"Aw kenapa? Aku suka melihatmu malu begitu." Ken mengusap lengannya yang kupukul.
"Jangan." Ucapku tegas.
Ayolah, Ken tidak boleh melakukan hal seperti itu. Dia harus ingat kalau dia sudah punya tunangan, bagaimana kalau tunangannya tahu dia bersikap genit pada gadis lain pasti tunangannya akan marah dan kecewa.
"Loh, pangeran Ken ada disini juga ternyata."
Suara Ella mengalihkan perhatian kami, gadis itu datang dengan membawa nampan berisi makanan yang dia pesan tadi kemudian duduk di kursi kosong depanku.
"Oh Ella, bagaimana kabarmu?" Tanya Ken.
"Kabar saya baik, bagaimana dengan anda, Pangeran?" Jawab Ella seraya menaruh makanan di depanku.
"Terima kasih, Ella." Ucapku dan dia hanya tersenyum.
"Aku juga baik, bahkan merasa jauh lebih baik karena..."
Aku melirik Ken yang ternyata dia juga melirik ke arahku, aku menatapnya tajam ketika mengetahui kalimat apa yang akan diucapkan oleh Ken.
"Karena?"
"Karena..."
Aku menginjak kaki Ken yang berada di bawah meja dan menekannya pelan, dia malah tersenyum miring.
"Karena makanan ini sudah datang." seru Ken sambil mencomot makananku.
"Hei!"
Ella tertawa pelan melihat aku dan Ken bertengkar. Menyebalkan sekali laki-laki ini, bertingkah seenaknya.
"Bukankah itu pangeran Ken?"
"Iya, benar itu dia. Tapi bukankah pangeran orang yang dingin dan cuek? Bahkan aku tidak pernah melihatnya dekat dengan siapapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Isla Abrriela
De Todo🧚♀️✨Deskripsi cerita: Isla Abrriela Ackerley, gadis remaja berumur 17 tahun yang tinggal bersama ibu tiri serta adik tirinya di sebuah desa yang cukup terpencil. Hidup serba kekurangan karena perlakuan jahat dari ibu tirinya. Ibu kandungnya telah...