(31). They...

301 21 3
                                    


Mungkin seharusnya ini adalah hari yang tenang bagi anggota kerajaan namun nyatanya tidak sama sekali, sejak lima menit yang lalu pintu kamar Adesya diketuk dengan keras disertai dengan pekikan keras dari luar kamar. Adesya yang dari tadi sudah menahan diri agar tidak berteriak di pagi-pagi buta seperti ini sudah tidak dapat menampung amarahnya lagi.

"YAK BISAKAH KAU DIAM?! " teriaknya kesal

"ADESYA CEPATLAH BANGUN, KITA HARUS SEGERA KE SYDILAND CARETTA SEKARANG JUGA!! " Adesya mengenali suara ini, suara ini adalah suara milih Cleon bungsu ketujuh bersaudara

"INI MASIH PUKUL 4 PAGI BODOH! " balas Adesya dengan berteriak juga

Sydiland Caretta adalah sebuah tempat dimana tempat hewan-hewan kesayangan anak-anak kerajaan berada/berkumpul. Tempat tersebut tidak jauh dari kerajaan, hanya menempuh jarak sekitar 200 meter dari kebun kerajaan.

"AYOLAH YANG LAINNYA SUDAH MENUNGGU " teriaknya lagi

Adesya berdecak kesal dan berjalan membuka pintu dengan wajah yang masih setengah mengantuk, jujur saja setelah perjalanan jauh yang ternyata mereka ditipu oleh saudaranya sendiri membuat tubuhnya begitu lelah.

"Yang lain menunggu dimana? " tanya Adesya sambil menguap

Cleon hanya tersenyum bodoh menatap adiknya sambil terkekeh kecil, tangannya menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak gatal.
"Hehe.. Mereka sedang menunggu untuk dibangunkan dari tidurnya "

Bolehkah Adesya melempar orang di depannya ini ke jurang?

Butuh waktu setengah jam untuk membangunkan yang lain dari tidur nyenyaknya di pagi buat demi mewujudkan keinginan Cleon yang ingin cepat-cepat bertemu dengan hewan kesayangannya tak peduli walau sekarang masih terlalu pagi.

"Ku sumpahkan kau akan dimakan hidup-hidup oleh Vuitton hidup-hidup, Cleon " sumpah serapah itu keluar dengan mulusnya dari mulut manis Leandro karena bocah tengil itu tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan meloncat-loncat seperti kelinci di atas ranjangnya dan berteriak jika sudah siang tapi kenyataannya masih terlalu pagi untuk ayam berkokok

"Ehehe maaf, lagipula aku sudah tidak sabar bertemu Castel, Leandro " jawab Cleon sambil menunjukkan gigi kelincinya

"Tapi tidak di pagi buta juga bodoh "

"Qansa awas di depanmu ada p-- "

Bruk!

Terlambat sudah, Arion yang awalnya ingin mengingatkan Qansa yang tidak memperhatikan jalan karena rasa kantuknya untuk berhati-hati karena di depannya ada pohon besar, tapi apa daya ia sudah terlebih dahulu mencium pohon itu dan terduduk memegangi dahinya.

"Fine? " tanya Arion

"Tentu saja baik-baik saja, lihatlah kepalanya tidak hancur " jawab Leandro datar

Arion menatap tajam kembarannya tersebut, tak bisakah mulutnya itu tidak berujar hal-hal yang sangat tajam setajam ujung jarum? Sungguh, ingin rasanya Arion pensiun menjadi kembarannya.

"Mulutmu tidak punya rem? " tanya Arion

"Rusak " jawabnya acuh

"Aku baik-baik saja, hanyaa-- "

"Hanya apa? " tanya Elpis

"Kita berada di mana? Kenapa banyak burung berputar di atas kepalaku? " jawab Qansa sambil melihat ke atas seolah melihat burung-burung yang ia maksud benar-benar berada di atas kepalanya

The Wings Of My Protective Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang