(12). For You

497 36 1
                                    

Please Vote and Comment
Enjoy the story...

-----------------------

Seorang kakak rela melakukan apapun demi sang adik, mereka selalu ingin membuat sang adik merasa bahagia. Mereka berkerja keras demi sang adik, walau nyawa mereka menjadi taruhannya.

Kakak selalu menuruti permintaan sang adik, kakak selalu mengerti perasaan sang adik. Tapi, apakah seorang adik bisa mengerti perasaan sang kakak?.

Jika sang adik hanya bisa bersikap semena-mena kepada sang kakak, apa seorang kakak tidak menganggapnya sebagai adiknya lagi?.

Bagi orang-orang, jawaban mereka pasti 'iya', tapi tidak dengan kakak, mereka akan tetap menganggapnya sebagai adik. Walau, sang adik telah membuat kesalahan besar kepada sang kakak, tapi seorang kakak dengan mudahnya memaafkan kesalahan itu dan berucap 'sudahlah, lupakan tentang itu, kakak telah memaafkanmu. Ayo mulai semuanya dari awal lagi'. Dengan mudahnya seorang kakak mengucapkan itu tanpa mengungkit lagi rasa sakit yang ia alami selama ini.

Bila hati sang adik sedang sakit, seorang kakak lah yang dengan mudahnya mengetahui hal itu. Kakak memang tahu itu, karena mereka saling terikat. Seorang kakak akan memeluk sang adik, membiarkan air mata adiknya membasahi bajunya dengan tujuan semoga rasa sakitnya hilang.

Sekarang, apakah ada seorang kakak tidak mau menganggap adiknya sebagai seorang adik? Tidak! Mereka masih menganggap adik. Mana mungkin seorang kakak tega tidak menganggap adiknya. Sebuah dosa besar lah jika itu terjadi.

Bila sang adik sedang berada dalam ujung tanduk, sang adik membutuhkan pertolongan. Sang adik yang tengah berada di antara hidup atau mati, apakah ada kakak yang tidak khawatir? Tentu saja tidak. Mereka begitu khawatir dengan sang adik, bahkan mereka merelakan mempertaruhkan nyawanya demi adiknya. Apakah masih kurang perjuangan seorang kakak?.

Hal tersebut juga berlaku bagi Bangtan, mereka sekarang tengah berjuang demi sang dongsaeng yang saat berada di antara kedua pilihan, yakni hidup atau mati.

Mereka begitu cemas saat ini, dimana sang adik sangat membutuhkan pertolongan mereka. Apa hati mereka tidak merasa teriris? Tentu saja hati merasa begitu teriris.

Kini, Namjoon, Yoongi, dan Hoseok tengah bersiap-siap menuju tempat dimana bunga agar sang dongsaeng bisa kembali pulih. Tempat yang begitu berbahaya, walaupun begitu, tapi mereka akan tetap pergi walau nyawa mereka menjadi taruhannya.

Mereka rela nyawa mereka menjadi taruhannya asalkan dongsaeng mereka bisa selamat dan hidup tenang tanpa ada masalah sedikitpun. Itu semua sudah cukup bagi mereka.

Keadaan ketiga dongsaeng mereka masih sama seperti kemarin, mereka masih terlelap dalam tidur panjangnya. Seperti yang dikatakan Seokjin, mereka tidak akan sadar hingga bunga yang menjadi penawarnya sudah didapatkan.

"Hyung, apa kau yakin akan pergi kesana sendirian? " tanya Taehyung cemas kepada ketiga hyung nya yang akan pergi ke tempat tujuan masing-masing

Sekarang, Bangtan tengah berada di ruang tamu untuk melihat keberangkatan 3 orang (Namjoon, Yoongi, dan Hoseok) menuju masing-masing tempat bunga yang menjadi penawaran ketiga dongsaeng nya berada.

"Iya, kami yakin " jawab Namjoon meyakinkan

"Tapi aku khawatir dengan kalian, hyung " sahut Jimin

"Jimin-ah, kau percaya saja bahwa kami akan baik-baik saja. Kami janji akan kembali dengan bunga yang dibutuhkan itu " ujar Hoseok berjanji

"Tapi kan tempatnya berbahaya, hyung " kali ini Jungkook angkat bicara

The Wings Of My Protective Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang