Pt 12. Lidya Vs Ericsson

49 44 13
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak guys!

Merci

↫↜※↝↬


Keadaan kafe kini sunyi, sendok berdenting terus menerus. Membuat Deri menghela nafas panjang. Pintu kafe terbuka, menampakkan sosok cantik yang berhasil mencuri hatinya sejak 4 tahun lalu. Gadis yang cukup aneh dengan tingkah-tingkahnya, rambut bergelombang coklatnya terayun bersama kaki jenjangnya yang melangkah kearah mereka berdua.

"Hai! Kalian!" Sapaan riang yang mengundang sudut bibir Deri tertarik keatas, tidak dengan Eric. Pikiran pemuda itu tidak disini, pikirannya telah pergi bersama gadis yang telah membuatnya semengerikan ini.

"Ni anak masih sama aja?" tanya gadis itu yang bukan lain adalah Clarita. Deri mengangguk cepat, menatap Eric mengerikan. Sahabatnya itu kini tidak memperhatikan kondisi dirinya, seakan memang seharusnya tidak ia pedulikan.

"Ric, dasar deh Lo. Lo kalau mau buat hati Dea terpikat ya Lo juga harus berusaha maksimal dong, masa iya cuman segini aja perjuangan Lo." Perkataan Clarita membuat otak pemuda itu berputar kembali dengan wajar.

Sedangkan Deri, ia menatap gadis itu dengan kagum. Mengorbankan perasaannya sendiri untuk seseorang yang ia cintai, dan untuk sahabat kecilnya sendiri.

"Lo bener juga Clar," setuju Eric. Pemuda itu bangkit dari duduknya, membuat mata Clarita dan Deri mengikuti pergerakannya.

"Gue balik ya! Thanks Clar!" Darah Clarita berdesir cepat, merasakan kehangatan yang menjalar menuju hatinya.

Deri berdeham setelah Eric benar-benar keluar dari kafe tersebut, "Lo mau sampai kapan kayak gini Clar?" tanya Deri dengan wajah aneh gadis itu yang sedang mengeluarkan kotoran hidungnya menggunakan tisu.

"Ya sampai yang terbaik buat mereka berdua terjadi. Kalau Lo?" Deri berkedut, memang aneh dengan gadis itu. Dia sangat percaya diri saat membersihkan kotoran hidung di depan banyak orang, terlebih lagi melihat ekspresinya saat berbicara.

"Ya gue gak tau sih. Jujur gue gak tau rasa kagum gue ke Lo bakal sampai mana," jawab Deri kemudian ia menyedot minumannya menggunakan sedotan yang tersedia di gelasnya.

"Lo kira jalan-jalan." Kemudian ia tertawa kecil, membuat Deri juga tertawa. Ponsel Clarita berdering, membuat mereka berhenti tertawa. Tertera nama sahabatnya, Fio.

"Ke bandara sekarang." Hanya itu saja yang di ucapkan gadis dengan iris mata abu-abu itu, kemudian mematikan sambungan begitu saja tanpa membiarkan Clarita berbicara.

"Anter gue yuk!" Tangan Deri tertarik begitu saja bersama langkah kecil Clarita, membuat Deri tersenyum kecil.

↫↜※↝↬

Zarch Dealin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang