Pt 19. Terbongkar (2)

52 36 7
                                    

Praduga kalian gimana nih? Santai ya, rileks. SKUY lah baca!

Jangan lupa tinggalkan jejak!

❝Membalas dendam tidak akan ada habisnya, yang ada hanya akan melahirkannya dendam baru tak berkesudahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Membalas dendam tidak akan ada habisnya, yang ada hanya akan melahirkannya dendam baru tak berkesudahan. Kepuasannya hanya sesaat, tapi akibatnya berkepanjangan.❞ —Dea.

••༶◇༶••

"Kenapa harus disini?" Tora tidak mengindahkan pertanyaan Dea, ia segera duduk bersandar di balik pohon besar yang menjadi saksi banyak kenangan bagi keduanya.

Jl. Athenara V, dengan pagar hitam besar menyapa penglihatan keduanya. Terdapat 3 rumah besar yang masing-masing masih memiliki pagar pembatas, bentuk bunga mawar di salah satu pagar membuat sudut mata Dea memanas. "Bunda suka sekali dengan mawar, terlebih lagi mawar merah." Perkataan bundanya kini terngiang-ngiang dalam sekejap.

"Gue yakin lo masih ingat dengan taman ini," ujar Tora pelan. Ya, kini mereka sedang berada di sebuah taman yang cukup besar. Taman yang di kini telah di tumbuhi tanaman liar yang membuat kesan tak layak di kunjungi, taman yang dulu sering sekali ia kunjungi bersama teman masa kecilnya.

"Nyokap pernah bilang, 'apa pun yang orang lain lalukan untuk kamu, pastinya dia memiliki alasan besar mengapa demikian. Walaupun kamu tidak menyukainya'. Seperti yang di lakukan ayah lo dulu, gue emang gak suka tapi setelahnya gue tau apa alasan ayah Lo, gue paham." Tora menghembuskan napasnya pelan, pemukiman ini jauh dari debu yang membuat hidungnya akan memerah karena polusi tersebut. Angin segar dengan ketenangan kini yang ia rasakan, seakan kembali menjadi Tora kecil. Seakan-akan keadaan taman tidak mempengaruhi apapun pada suasananya hingga kini.

"Ayolah Tora, kapan lo masih mau bersantai?" tanya Dea kesal, walau ia tidak memungkiri kini bayangan masa kecil telah menyapanya di ujung ingatan.

"Apa yang ingin lo ketahui?"

••༶◇༶••

"Udaah?"

Kenzie mengangguk mengiyakan, kemudian Bella segera menarik tangan pemuda itu dengan sekali hentakan. Damian yang baru saja keluar dari ruangannya menatap kepergian keduanya dengan heran, belum lagi melihat ekspresi Bella yang terlihat tegang. Dengan penasaran Damian mengikuti keduanya dengan santai, mengikuti keduanya berjalan menuju halaman belakang gedung tersebut. Karena Basement kini masih di penuhi dengan tamu-tamu Stylan Tech yang masih betah berlama-lama di sana.

Bella menghempaskan bokongnya di bangku yang tersedia di bawah sebuah pohon apel hijau, di susul Kenzie yang menatap Bella heran.

"Blue gak lo tugasin?" Kenzie mengangguk cepat, membuat Bella menghela napas gusar.

"Kenapa?! Yang perlu lo tau, tangan kanan lo itu sekarang sinting! Dia udah mengaku di depan Dea bahwa dia selama ini telah menguntit Dea! Sama kakaknya! Mana kakaknya Tora lagi!" Gadis itu mengacak-acak rambutnya terlihat bahwa ia sedang kacau, Damian kini terduduk di belakang pohon tersebut.

Zarch Dealin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang