Pt 07. Lintang

80 54 19
                                    

Hai-hai 🤸🏼‍♀️

Update nih, jangan lupa untuk tinggalkan jejak 🙌🏻

Kalian suka sama tokoh yang mana?

Jangan lupa share juga🌹

Salam dari Author 😚

Salam dari Author 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.❞—Lintang

••༶◇༶••


Pemuda itu terkejut. Melihat teman kecil dihadapannya, Bella. Gadis itupun tidak percaya, bahwa pemuda dihadapannya adalah teman kecilnya.

"Kau masih hidup?!" tanya Bella tidak percaya.

Pemuda itu mendekat pada keberadaan Bella, "Ya. Aku masih hidup, dengan luka yang selalu tergoreskan." Kemudian ia melepaskan kemeja Navy lusuh yang ia kenakan. Banyak luka jahitan di tubuhnya, beberapa ada yang terlihat kembali robek. Lidya terperanjat, melihat banyak sekali luka pada tubuh teman barunya.

"Bagaimana bisa?!" tanya Bella tidak terima, kini Lidya mengangguk mengiyakan. Walaupun hubungannya dengan Bella kini belum membaik.

"Lupakan," sahut Tyo tenang, "tapi bagaimana bisa kau mengenal Bella?" tanya Tyo pada Lidya.

Mereka terdiam, Kemudian saling melirik. Sellia berdeham pelan, kemudian menarik Tyo agar mengikutinya.

"Hey! Mau kemana?!" tanya Tyo dengan kesal. Tangannya menjadi perih, robekan kulit yang diakibatkan Lidya makin melebar.

"Mengobati seluruh lukamu," ujar Sellia. Tyo menghentakkan tangannya kencang, membuat Sellia memelototinya marah.

"Jangan menarik tanganku, yang ada akan segera putus," protes Tyo Kemudian mengendus. Ia segera menggunakan kembali kemeja yang ia lepaskan. Kemudian segera berjalan keluar ruangan, meninggalkan ketiganya.

"Tante, dia sahabat kecilku dan Dea. Dia juga teman dekat Dave."

••༶◇༶••

Mobil mewah itu kini terhenti, karena untuk kesekian kalinya jalanan terhalang motor-motor besar yang dengan sengaja menghalangijalan.

Dea tergerak, membuatnya terjaga. Matanya menyipit, menormalisasikan penglihatannya.

"Damian," panggilnya pelan, Damian menoleh memusatkan perhatian pada Dea.

"Awas," ujar Dea kemudian berusaha menggantikan posisi Damian.

"Hah?" pemuda itu hanya membeo tidak paham. Menatap Dea heran, Dea melihat Damian yang sama sekali tidak ingin menyingkir dari posisinya.

"Biar gue yang nyetir, gak usah kerumah gue. Gue juga mau menemui seseorang," jelas Dea tanpa diminta. Damian mengangguk, kemudian turun mengitari mobilnya untuk duduk diposisi Dea sebelumnya.

Zarch Dealin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang