∅BEBAS MEMBACA!∅
∅MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!∅
∅DI BUMBUI FANTASI, BERUPA KECANGGIHAN TEKNOLOGI!∅
∅UPDATE KAPAN SAJA!∅
∅SARAN AUTHOR BACA 2/3 PART AWAL!∅
••
Ini kisah Dea yang sebatang kara dan berusaha untuk terbebaskan dalam beban masa lalunya, ke...
Ada yang setia sama Dea? Cie siapa-siapa? Ada yang menunggu Dea? Semoga gak sia-sia 😘
Next Part 🌹
Tinggalkan jejak Vote Ramekan dengan komentar Beramal melalui Share😘🌹
Salam Dari Author suka seni😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝Musuh. Ia bisa dimana saja tanpa terduga siapa dan kenapa.❞-Master
༶♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶
"Heh! Bagaimana bisa kau bertingkah seperti itu di hadapan seorang gadis?!" wanita berbadan gempal itu menatap pemuda di hadapannya yang sedang meminum secangkir teh-mengatur nafas.
"Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu. seperti ada daya tarik yang berbeda darinya, dia memikatku," ucap pemuda itu kian lirih, meletakkan cangkir yang dipegangnya, kemudian meregangkan otot-otot tubuhnya.
"Matanya bersinar dan tajam bagaikan belati, yang dilemparkan kemudian melayang seolah disirami cahaya bintang. Wajahnya cantik, hidung mancungnya sangat pas di wajah, bibirnya juga sangat indah, apalagi bulu matanya. Ya Tuhan, aku..."
"Sudahlah! Hentikan imajinasi konyolmu! Dia tidak akan tertarik padamu. Kau jelek, miskin, sepeser uang pun tak punya, hidup menumpang, tak ada sesuatu yang bisa kau banggakan kecuali otakmu yang cerdas, itu saja tidak cukup. memangnya dia akan hidup hanya dengan otakmu yang cerdas itu? Sana lanjutkan kegiatanmu! Dasar." Potong wanita tua dengan hidung besarnya, yang kemudian berlalu pergi dari hadapan pemuda yang sedang terpikat pada seorang gadis itu.
Ucapannya barusan membuat pemuda tersebut seolah tertampar oleh tangan tak kasat mata. Ia Damiano Arthur, Pemuda Nerd, yang hidup menumpang di kediaman Dantira yang sering dipanggil Bibi Danti. Damian dibekali otak yang cerdas, entah siapa orang tuanya-yang tega meninggalkan dirinya di depan pintu rumah wanita Dantira saat masih balita. Dantira serba perhitungan, ia tidak mau menyekolahkan Damian. Ia menganggap Damian sebagai parasit yang menyusahkan. Jika saja suaminya bersikeras agar mengasuh Damian, mana mau ia mengizinkan, dan lagi anak Dantira yang gayanya membuat siapa saja menggelengkan kepalanya.
Ia menghela nafas, menatap nanar bayangan dirinya dilantai yang sangat mengkilap. Menyalahkan takdir? Tidak ada gunanya. Menangis meminta kehidupan yang layak pada Tuhan? Sama saja. Ia melangkah menuju halaman samping, tiba-tiba sebuah kain basah hinggap di atas kepalanya dengan cara yang tidak wajar. Ia tahu ini ulah siapa.
"Woy, bersihin motor gue ya! Malem gue kuliah bakal ketemu gebetan, jangan sampai ada noda sedikit pun!" perorang pemuda yang lebih tua darinya, Nichozin. Ia biasa memanggilnya Bang Ojin.