Pt 11. Keyakinan Hati

69 45 15
                                    

Hai

Update lagi, Kuy ikuti terus

Setia sama cerita ini, biar melatih kesetiaan kita😎 awook

Ehee

Ehee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°|°

"Ayo Damian," ajak Sellia pada putranya. Denny menggelengkan kepalanya heran. Sedangkan gadis yang berdiri di sisinya tersenyum penuh kebahagiaan, rasa bangga menyelinap di hatinya.

"Iya sebentar," sahutnya kemudian meraih sebuah map yang sudah ia siapkan beberapa hari lalu.

"Ayo, eh Lidya. Kenzie jadi?" Lidya mengangguk mantap, jiwanya sangat bersemangat saat tau kakaknya akan mengeluarkan sebuah benda menakjubkan saat awal masuk perusahaan.

"Tenang Damian, papah pastikan semuanya akan lancar. Bukan begitu sayang?" Sellia mengangguk mengiyakan.

Sudah sebulan terlewati Damian di keluarga Steaver, sudah seminggu terakhir juga ia tidak menjumpai gadis dengan iris biru itu. Terakhir kali ia, bertemu saat gadis itu menemui mamahnya.

Pertemuan dengan Presdir muda dari perusahaan Dazylan sudah ia tunggu-tunggu sejak lama, ia ingin cepat-cepat membuat benda yang sudah ia rancang sejak dulu, sejak masih bersama keluarga Nilo. Berbicara mengenai keluarga Nilo, kerjasama ini juga ide dari Nilo sendiri. Saat ini ia dan istrinya sedang melakukan rehabilitasi untuk kesehatan psikis istrinya, yang sangat terguncang karena kematian anak semata wayangnya.

Mereka turun dari mobil, beberapa wartawan mulai mengerubungi. Para bodyguard yang bertugas segera mengamankan para jurnalis tersebut. Dengan tuxedo hitam dan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancung Damian membuat beberapa karyawati tidak dapat mengalihkan pandangannya dari bos baru mereka. Sangat menggoda jiwa jomblo mereka.

Dengan romantisnya Denny meraih tangan Sellia, mengarahkan tangannya agar menggandeng lengan kokohnya. Lidya tak mau kalah, dengan cepat ia menarik tangan kakaknya agar memeluknya dengan sebelah tangannya. Denny yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

Pemuda dengan tubuh tinggi besar dan mengenakan tuxedo abu-abu itu tersenyum manis kearah Damian, dengan Fio dan Alveo Dazylan di kedua sisinya telah bersiap untuk menyambut kedatangan Damian di perusahaan.

"¹Congratulazioni per la tua nuova posizione, saremo rapporti d'affari giusto?" Sambut Kenzie ramah, tangannya terulur untuk berjabat tangan dengan Damian. Dengan senang hati ia menyambut uluran tangan itu.

( ¹Selamat atas jabatan barumu, kita akan menjadi relasi bisnis bukan? )

"²Grazie e, naturalmente," sahut Damian ramah.

Zarch Dealin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang