Part 4

937 134 14
                                    

"Pagiii Aliiii...!" Sapa Prilly saat dirinya baru saja melepas helm Fullface yg ia kenakan. Ia langsung menendus kesal saat melihat Prilly dengan cengiran khas yg ia tampilkan bersandar pada si Red tanpa tahu malu.

"Ngapain sih lo?"

"Yaelah..! Masih ketus aja! Ya nyapa lo lah, mau ngapain lagi?"

Ali mulai turun dari motor dan berjalan meninggalkan Prilly. Jika dirinya terus menanggapi gadis ini, sudah di pastikan jika harinya akan penuh dengan kekesalan.

"Aliiii.. tungguin ngapa?" Prilly mulai mengejar langkah cepat Ali, walaupun cowok tersebut bersikap acuh dan tidak menghiraukan dirinya.

Ali sudah sangat risih saat beberapa pasang mata mulai memperhatikan keduanya saat Prilly terus saja berteriak memanggil namanya dengan keras.

"Merasa ganteng lo? Ada cewek ngejar sampe lo cuekin?" Suara Tomas dari balik dinding membuat langkah Ali terhenti.

Pandangan dengan sorot mata tajam Ali berikan pada orang tersebut.

"Aduhh..!" Keluh Prilly saat keningnya menatap pungung keras Ali.

"Kenapa sih? Berhenti mendadak?" Protes Prilly mengikuti pandang Ali yg mengarah pada seseorang yg kapan lalu memukulinya.

"Cantik juga nih cewek!" Tomas menyolek dagu Prilly membuat Ali mulai mengepalkan tangannya.

"Heh, jaga ya tangan lo! Jangam sembarangan colek- colek!" Prilly menunjuk wajah Tomas sambil menegaskan kata- katanya.

"Ugh.. berani juga nih cewek, daripada sama Si miskin yg sok jual mahal ini, mending lo sama gue, gue jauh lebih bisa bikin lo seneng" Tomas berkata di depan wajah Prilly dengan senyum miring.

"Ngak sudi gue sama lo! Cowok buaya!"

"Hahahhaa.. gue suka nih sama cewek kek gini. Bikin gue tertantang, jadi penasaran gimana rasanya kalau lo tid..."

"PRILLY..! CEPAT PERGI DARI SINI!" Ali memotong perkataan Tomas sebelum ucapan menjijikkannya keluar.

"Tapi Li.. gue harus ngasih cowok ini pelajaran du.."

"GUE BILANG PERGI SEKARANG..!" Teriak Ali lantang membuat Prilly menghentakkan kaki dengan kesal, lalu meninggalkan kedua cowok tersebut.

Ali menarik kerah kemeja Tomas dengan emosi yg sudah siap meledak.

"Jangan sekali- sekali lo ganggu dia! Atau lo akan berhadapan langsung sama gue!" Ancam Ali membuat Tomas justru tertawa jahat.

"Ohh.. sepertinya si miskin udah mulai jatuh cinta dengan seorang putri..! Hahaha, jangan mimpi lo! Gimana kalau dia tahu tentang lo yg sebenarnya?"

"TOMAS..!" Bentak Ali marah. Baginya Tomas sudah benar- benar keterlaluan.

"Hahahaha!! Sepertinya cewek tadi masih Virgin kalau dilihat dari Body sekalnya!" Ucap Tomas semakin membuat emosi Ali meledak.

"GUE PERINGATIN SEKALI LAGI. JANGAN GANGGU PRILLY. DIA NGAK ADA HUBUNGANNYA SAMA MASALAH KITA! PAHAM LO!" Ali mendorong dada Tomas kencang sampai membentur dinding. Dirinya langsung berlalu begitu saja meninggalkan orang yg sejak awal sudah memusuhinya di kampus tanpa alasan itu.

Sedangkan Senyum licik Tomas terukir di bibir lelaki tersebut. Sepertinya sekarang ia tahu dimana titik lemah Ali. Tunggu saja tanggal mainnya, ia akan membuat Ali menderita seperti dirinya dulu. Ucap Tomas dalam hati, lalu melangkah menuju kelas.

🦋

12.00 Wib

"Kak Ali, lagi sibuk ngak?" Ucap Sindi saat melihat Ali duduk di bangku kelasnya dengan leptop yg ada di depannya. Mata dan tangan Cowok idamannya ini terlihat berkutat mengerjakan sesuatu.

SEBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang