Part 6

1.3K 160 48
                                    

Ada yang aneh dengan Aliansyah kali ini. Saat Prilly keluar dari kelasnya, pandangan matanya langsung menemukan Ali yg berdiri bersandar di dinding sambil bersedekap menunggu seseorang.

Saat Prilly menegurnya, cowok itu langsung menarik tangannya ke depan kampus untuk menaiki Grab Car menuju Bengkel tempat Ali bekerja.

"Yaelah, kirain mau ngajak kencan. Ternyata cuma ke bengkel toh?" Sindir Prilly saat sekarang mereka menempuh perjalanan.

"Udah jadi tontonan satu kampus karena gandengan. Nungguin di depan kelas. Hmm, siap- siap aja besok ada gosip kalau kita udah jadian!" Prilly tersenyum jahil ke arah Ali.

Ali sendiri tidak tahu dengan apa yg ia lakukan, tadi Bang Gaga mengirimkan pesan padanya untuk membawa Prilly sekalian, karena mobil cewek ini sudah selesai di perbaiki.

"Heh! Gue narik lo karena Nomor lo ngak bisa di hubungin! Jangan ke Ge-er'an. Gue di suruh bang Gaga ngajak lo sekalian!"

Prilly mencibikkan bibirnya lucu. Ia langsung mengulum senyum karena Ali terlihat tak seperti biasanya.

"Bang Gaga pake di jadiin alesan! Bilang aja lo mau ngenggam tangan gue erat, sekarang ampe belum di lepas lagi" ucap Prilly yg membuat Ali melihat ke arah genggaman tangannya. Matanya terbelalak karena kelima jarinya masih menggenggam tangan Prilly tanpa celah. Ali langsung melepasnya kasar membuat Prilly terbahak seketika.

"Ciiieeee.. mukanya merah! Hahahaha...! Nyaman ya pak? Lo udah mulai suka kan sama Gue? Hayo ngaku?" Godanya sambil menyentuh pipi Ali dengan telunjuknya.

"Bisa diem ngak? Udah di bilangin kalau gue terpaksa! Salah sendiri Nomor lo ngak aktif"

"Ya kan gue lagi ujian! Ya pasti mati dong! Cieee.. yg setia nungguin gue di depan kelas! Manis amat pak" goda Prilly semakin menjadi- jadi.

"Ehmm..!" Prilly mendekatkan telinganya ke dada Ali, membuat cowok tersebut langsung mendorong bahunya cepat.

"Ngapain sih?" Tegurnya dengan Alis berkerut

"Siniii.. gue mau denger bunyi detag jantung lo. Kata buku kalau orang lagi jatuh cinta itu detakan jantungnya ngalah- ngalahin tukang gendang tau!" Ucapnya membuat Ali terbelalak. Cewek ini benar- benar gila.

"Udah sana minggir- minggir!"

"Emang gue bakteri lo suruh minggir" Prilly bersedekap kesal karena ucapan Kasar Ali tersebut.

"Ntar sayang beneran sama gue baru tahu rasa lo!" Sambungnya kemudian.

"Jangan harap!" Sahut Ali dengan ketus.

Satu Jam kemudian Prilly sudah berada di dalam mobil untuk mencoba mobilnya yg sudah selesai di perbaiki. Senyum manis terukir di wajah cantiknya karena merasa puas dengan hasil pekerjaan Ali dan bang Gaga. Tidak salah kalau bengkel ini selalu ramai, selain pelayanannya yg ramah. Pengerjaannya juga cepat. Saat di kantor Bosnya tadi Ali menerangkan apa saja yg rusak pada mobilnya secara terperinci. Jujur saja, Prilly tidak memperhatikan karena dia yg tidak mengerti tentang mesin mobil. Toh setelah ini akan ada Ali yg bisa ia ganggu, jika saja terjadi apa- apa lagi pada mobilnya.

"Makasih ya Li, gue balik dulu" ucapnya saat akan menaiki mobil kesayangannya.

"Iya, ntar kalau lo ngerasa masih ada yg ngak enak, lo balikin kesini lagi"

"Siapp Bos!" Jawab Prilly sambil memberikan tanda hormat.

Entah kenapa Ali kadi tersenyum tipis melihat tingkah Prilly tersebut.

"Yaudah, bye Ali.. pamitin ke bang Gaga ama bang Nino ya!"

Ali hanya mengangguk. Prilly langsung meginjak gas mobilnya menuju rumah singgah, karena hari ini adalah hari ulang tahun Boni. Ia ingin memberikan kejutan untuk anak jalanan yg sudah ia anggap sebagai adik itu. Jadi ia tak bisa berlama- lama menganggu Aliansyah di bengkel seperti biasa.

SEBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang