Terimakasih untuk kesetiaan kalian yg masih menunggu cerita ini sampai sekarang.
Siapin obat panas di part ini.
Jangan di tiru yg kurang pantas. Tolong bijak dalam membaca.Dan selamat menikmati alurnya... ❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jari kokoh itu mengenggam jemari mungil sang gadis melewati Lobby kantornya. Untung saja kata Gadis masih belum ia hilangkan dari wanita tercintanya ini akibat ulahnya tadi di mobil yg hampir kebablasan kalau saja Prilly tidak menghentikan perbuatan tangannya yg sudah meraba kemana- mana.
"Sore pak..."
"Sore pak Ali..."
"Mari pak..."
Berbagai sapaan dari para karyawannya hanya di jawab Ali dengan anggukan dan senyum tipis. Sedangkan gadis yg di gandeng di sampingnya hanya bisa menunduk malu karena penampipannya yg berantakan dan bibirnya yg membengkak karena karena ulah calon suaminya tadi.
Berbagai pandangan aneh mulai memperhatikan keduanya. Prilly merasa kurang percaya diri, fikiran buruknya terus menghantui, bagaimana kalau semua karyawan Ali mengira dirinya adalah seorang wanita bayaran karena penampilannya yg berantakan!
"Lii... Ngapain sih pake bawa aku naik ke atas. Udah aku bilang aku nunggu di mobil aja kan tadiii.."
Ucap Prilly ketika keduanya berhasil masuk ke dalam Lift saat Ali menekan tombol lantai 10, dimana ruangannya berada. Ali hanya diam dan melirik Prilly sekilas tanpa melepas genggamannya.
"Aku nga tega biarin kamu nunggu sayang. Ada kerjaan penting yg harus cepat aku selesaikan sore ini juga. Takutnya nanti lama."
"Tapi kan aku malu Liii. Semua karyawan kamu pada liatin aku aneh"
Ali mengerutkan alisnya bingung,
"Sejak kapan kamu punya malu? Biasanya dari dulu juga malu- maluin kan?" Godanya membuat Prilly merengut."Aaaa.. kamu ini bercandaan mulu! Mang sebegitu malu- maluinnya apa aku dulu? Penampilan ku kek gini kan juga gara- gara kamu!"
"Gara- gara aku? Emang aku ngapain kamuuu?" Ali mulai mengulum senyum dan menempatkan dirinya tepat di depan Prilly.
Sedangkan Prilly justru mencebikkan bibirnya kesal."Pura- pura lupa! Ngak inget apa kalau tadi hampir nelen aku hidup- hidup!"
Mendengar jawaban Prilly Ali menjadi terkekeh mengingat betapa buasnya dia tadi terhadap Prilly. Akal sehatnya seperti hilang jika sudah berdekatan lama- lama dengan gadis tercintanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBAB
RomanceSelamat datang di SEBAB kisah ini bisa hadir. Aliansyah Dewangga & Prillyta Handoyo