Note : Bagi pembaca gelap! kalau kalian ngak mau ninggalin jejak komen kalian, seenggaknya kasih Vote ke aku biar lebih semangat ngetik cerita ini donggggg...! 😜
Di part ini akan terungkap siapa Ali sebenarnya.
Sooo....
Udah ngak sabar banget pengen liat respon dari kalian...
😊.
.
.
.
.
.
.
1 minggu kemudian..
Ali menatap nanar pemandangan di depan matanya. Ada kuburan massal semua orang yg menjadi korban ledakan dan kebakaran yg terjadi di perayaan Syukuran rumah singgah 1 minggu yg lalu.
Sampai saat ini kasus itu masih hangat di perbincangkan di berbagai media, baik itu media cetak maupun media elektronik. Ali menatap sedih makam itu ketika ia mengetahui korban mencapai 68 orang.
Sampai sekarang ia sama sekali tidak menemukan wajah orang maupun anak yg bisa ia kenali ketika dirinya pergi ke rumah sakit berkali- kali selama seminggu ini. Yg ia jumpai hanya potongan tubuh berupa tangan, kaki bahkan kulit yg terpisah dari tubuh.
Ingatanya juga merekam bagaimana tubuh- tubuh itu hangus terbakar sampai hitam padam dan ada juga yg hangus sampai terlihat bagian tengkoraknya. Ali menutup matanya pedih, apa salah satu bagian potongan tubuh dan korban terbakar itu adalah Prilly? Jika memang iya, Ali tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri untuk selamanya.
Jika mengingat gadis itu rasanya dada Ali masih saja terasa sesak. Berkali- kali Ali mendatangi rumah Prilly agar mendapat satu kepastian apa gadis itu selamat atau tidak? Tapi rumah Prilly justru sepi tak berpenghuni. Entah kemana perginya Mami Prilly beserta asisten rumah tangganya.
Ali sudah mencoba bertanya pada semua tetangga di sekitar rumah Prilly, bahkan pada Satpam yg menjaga lingkungan kompleks elite itu, tapi hanya jawaban tak tahu menahu yg ia dapatkan. Mereka hanya mengatakan, memang keluarga itu sering pergi karena urusan bisnisnya, dan sering meninggalkan Prilly di rumah sendirian. Tapi sudah beberapa hari ini baik Prilly maupun orang tuanya sama sekali tak terlihat di rumah.
Seketika Ali merasa menyesal terhadap sikap cueknya selama ini. Ia terlalu cuek pada Prilly, sehingga tidak tahu harus mencari informasi kemana? Papi Prilly yg notabene adalah pengusaha terkenal, juga sama sekali tidak bisa Ali ketahui keberadaannya. Pernah Ali pergi ke salah satu perusahaan Papi Prilly yg ada di kota ini, tapi keinginannya di tolak mentah- mentah karena Papi Prilly tak bisa bertemu dengan sembarang orang. Apalagi Ali bilang jika dirinya hanya teman dari anak Bapak Handoyo.
Yang ia tahu hanya Stevi, teman akrab Prilly di kampus. Tapi jawaban sama juga Ali dapatkan dari gadis berbadan kurus itu. Stevi justru pingsan saat Ali memberitahunya jika Prilly ikut menjadi korban ledakan dan kebakaran di rumah singgah.
Ali membuka matanya kembali. Rasanya baru kemarin Prilly menolongnya mengobati wajahnya yg babak belur dengn bawel. Rasanya baru kemarin Ali menikmati binar di bola mata Prilly yg indah. Sekarang Ali kehilangan semuanya. Ali kehilangan gadis yg membuatnya kesal setengah mati jika bertemu, Ali kehilangan sikap- sikap aneh Prilly yg setiap saat mengganggunya. Oh Tuhan, kenapa sekarang ia baru merasakan rindu yg begitu membelenggu? Kenapa rasanya sesakit ini?
Ali juga kehilangan Boni, Rara, Joko, Daru, Caca dan anak- anak yg lain yg baru saja ia kenal dengan dekat. Rasanya Ali tidak siap melihat senyum dan tawa polos itu hilang terkubur bersama raga- raga yg tertimbun tanah di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBAB
RomanceSelamat datang di SEBAB kisah ini bisa hadir. Aliansyah Dewangga & Prillyta Handoyo