Part 9

1.1K 166 61
                                    

Ada sebab kenapa senyum di bibir Prilly sejak tadi tak pernah pudar. Satu bulan mencoba peruntungan dengan anak- anak di rumah singgah, benar- benar membuahkan hasil yg tak pernah ia sangka sebelumnya.

Kini, banyak orderan masukentah itu dari perorangan, toko Asesoris maupun pemesanan untuk sovenir pernikahan yg semakin membeludak. Dari itu, sekarang Prilly berusaha lebih Inovatif lagi mencetuskan ide- ide lain untuk memperbanyak koleksi yg bisa mereka jual.

Membagi waktu, antara belajar dan membuat karya seni, anak- anak kini lebih semakin antusias karena pendapatan yg mereka dapatkan sekarang lebih banyak, di banding mereka berjualan di jalanan.

Ternyata benar, pemasangan Internet dari Ali sangat bermanfaat untuk mereka semua. Baik digunakan untuk belajar ataupun mengontol orderan yg masuk.

Prilly berharap, semoga tahun ini adik- adik kurang beruntung itu bisa bersekolah di sekolah umum layaknya anak- anak yg lain, dari hasil yg akan terus ia kembangkan sekarang.

"Gila..! Keren lo Prill! Gue ngak nyangka lo punya bibit pengusaha! Emang turunan pak Handoyo pengusaha kelas kakap ngak perlu di raguin dah!" Stevi berdecak kagum saat melihat Prilly memotret karya seni anak- anak untuk di Upload di Sosmed.

"Ini namanya Rezeki Stev..! Ngak semua orang Tuhan kasih kesempatan kek gini. Mungkin juga Tuhan lagi ngasih jalan untuk anak- anak lewat ini. Ya kan?"

"Iya sih.. dan Rezeki itu lewat lo, bangga aku tuuuu" jawab Stevi dengan tersenyum.

"Ngak juga ah, ada lo juga yg mau ikut ribet nemenin gue kesana- sini!"

"Hahahaha.. gue mah cuma Tim hore yg lo manfaatin buat minta izin ke nyokap lo! Untung aja tante Rita ngak pernah curiga! Lagian hal baik kek gini ngapain ngak lo ceritain sih ke nyokap?" Tanya Stevi heran.

"Yeee.. katanya kalau ngelakuin Hal baik itu harus diam- diam. Ngak boleh di omong- omongin! Gimana sih keleus!"

"Iya sih.. tapi ini kan nyokap lo sendiri oncom?"

Prilly menghentikan aksi memotretnya dan menatap Stevi dengan senyum.

"Iya, ntar gue cerita ke nyokap. Makasih yaa, lo emang sahabat terbohay yg baik hatii yg selalu mau bantuin gue!"

"Hm, ini karena kita Jones aja! Jadi liburan terpaksa gue habisin bareng sama lo!" Ucap Stevi dengan wajah anehnya membuat tawa Prilly berderai.

"Hahahahaha.. ntar kalau lo ngak dapat jodoh! Nikah sama gue aja!" Prilly mengedipkan satu matanya genit untuk menggoda Stevi.

"Amit- amitt...! Najis!"

"HAHAHAHAHAHA..!" Tawa Prilly kembali pecah mendengar jawaban Stevi.

🦋

Liburan kuliah selesai. Ali kembali menaiki motornya menuju kampus untuk awal semester yg baru. Semester ini Ali sudah mulai mengajukan judul Skripsi, dan itu tandanya Gelar Sarjana akan segera ia dapat.

Sudah tidak ada mata kuliah yg ia tempuh lagi di semester ini, karena Ali sudah menyelesaikan semuanya di semester - semester yg lalu.

Bersama si Red, Ali mulai memasuki gerbang kampus masih dengan tatapan memuja para gadis yg mengaguminya.

Saat memarkirkan motor dan melepas helm, pandangan pertama yg ia lihat adalah mobil Prilly yg juga ikut parkir di parkiran seberang. Dengan buru- buru, Prilly keluar dari mobilnya dan berlari menyebrang jalan tanpa memperdulikan ada Motor mahasiswa lain yg melaju cepat dari arah gerbang masuk.

"Ceroboh..!" Umpat Ali saat melihat Prilly justru menatap ponsel sambil terus berjalan.

Dengan gerak gesit, Ali berlari cepat ingin mendorong tubuh Prilly agar tidak terserempet.

SEBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang