Ali menghentikan Rem mobilnya mendadak sehingga membuat Prilly hampir kehilangan detak jantungnya. Sang tunangan menyetir dengan ugal- ugalan setelah tadi melihat dirinya di bonceng oleh Leo. Hanya kebisuan yg sejak tadi Ali lakukan sebagai protes dan justru membuat Prilly takut karena baru pertama kali ini melihat Ali marah setelah mereka menjalin hubungan.
"Jadi ini yg kamu lakuin selama aku ngak ada?" Ucap Ali saat mobil Ali sudah berhenti di depan kampus Prilly.
"Maksud kamu?" Tanya Prilly menoleh sambil menormalkan detag jantungnya.
"Kamu sembarangan pergi sama cowok lain pas aku ngak ada di samping kamu? Itu kan yg kamu lakukan?" Kini Ali sedikit mengeraskan suaranya karena kesal dan menoleh pada Prilly.
"Ali.. apa-apaan sih? Ini semua ngak kaya yg kamu pikirin! Dia Leo teman aku. Kamu cuma salah paham?"
"Salah paham sebelah mananya kalau aku ngelihat sendiri kamu peluk2 cowok tadi!"
"ALI..! KAMU BISA TENANG NGAK SIH. KITA BISA NGOMONG BAIK2!" Bentak Prilly yg membuat Ali kali ini terkejut.
"Oh.. jadi karena cowok tadi sekarang kamu udah berani ngomong kasar sama aku?"
Prilly kemudian menyadari kesalahannya. Nada bicaranya terlalu kasar. Ia akhirnya menyesali dan memejamkan matanya untuk mengontrol emosi karena sudah di tuduh sembarangan.
"Dia cuma teman aku lii.. dia kebetulan aja lewat dan ngasih aku tumpangan"
"Ada pak Nardi yg siap antar jemput kamu!" Sahut Ali masih dengan nada ketus dan kembali mengalihkan tatapan di depannya.
"Iyaaa... Maaf, aku yg salah karena tadi ngak bisa nolak paksaan Leo" ucap Prilly bersalah.
Di tatapnya Ali dengan lama. Baju dan rambut berantakan, juga kantung mata yg begitu terlihat, serta wajah kusut Ali membuat rasa bersalah Prilly membuncah. Harusnya dirinya tidak mencari masalah saat sang calon suami sedang terlihat begitu lelah seperti sekarang ini.
Prilly mengulurkan tangannya untuk memegang pipi kiri Ali. Tapi sama sekali tak berhasil membuat lelaki tercintanya itu menoleh.
"Maafin aku" ucapnya justru membuat Ali memejamkan mata. Terlihat sekali jika lelaki ini juga sedang meredam emosi dan kecemburuannya.
"Lii... Maaf..." Ucap Prilly lagi yg masih belum mendapatkan respon.
"Sayanggggg..." Rengek Prilly.
Sungguh hati Ali sangat bergetar, dia sangat
Merindukan rengekan manja itu. Bolehkah dirinya yg sekarang egois. Meminta Prilly hanya boleh di sentuh dan di miliki olehnya saja. Ia tidak mau kehilangan Prilly untuk yg kedua kalinya."Dia tadi Leo. Teman aku di kelas. Aku ngak pernah macam2 kok, kita cuma pure temanan aja. Jadi kamu ngak perlu cembu-----"
Ucapan Prilly terhenti karena Ali langsung membungkam bibirnya dengan Ciuman dan lumatan yg begitu dalam. Prilly terkejut tapi juga tersenyum di sela- sela ciumannya. Gadis itu bahkan mengalungkan kedua tangannya ke leher Ali, karena sang Calon suami seolah menegaskan lewat ciuman itu, jika dia hanya miliknya. Milik Aliansyah Dewangga Gerard.
Ali melepas ciuman itu setelah beberapa lama. Dia menempelkan keningnya di kening Prilly sambil menutup mata.
"Maaf..." Ucapnya yg kali ini membuat senyum di bibir Prilly merekah. Ali menyadari kecemburuannya, sehingga membuat tingkahnya seperti anak- anak.
"Maaf buat apa nih? Buat kesalahpahaman kamu? Apa buat ciuman barusan?" Goda Prilly yg membuat senyum di bibir Ali terbit. Prilly tetaplah Prilly. Si gadis yg menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBAB
RomanceSelamat datang di SEBAB kisah ini bisa hadir. Aliansyah Dewangga & Prillyta Handoyo