09|Saksi Janji Cipta

497 73 2
                                    

"Pantai!" jawabnya kelewat antusias.

"Kamu suka pantai?" tanya Cipta pada gadis yang kini tengah berada tepat dihadapannya.

"Suka bangetlah!"

"Kenapa?"

"Soalnya bapak pernah cerita, tempat terbaik untuk melepas penat dan paling membuat bapak tenang itu pantai. Bapak sempat janji mau mengajak ke pantai, tapi Allah memanggil bapak sebelum bapak menepati janji itu. Memang Cipta pernah ke pantai?" sembari menopang pipi menggunakan kedua telapak tangan.

"Pernah! Kalau bapak enggak bisa menepati janji buat ngajak kamu ke pantai, aku mau menjadi perantara bapak untuk menepati janji pada putrinya," Cipta sedikit tergelak, geli dengan ucapan berlebihan yang dibuat.

"Caca mau diajak ke pantai sama Cipta, asalkan Cipta janji harus sembuh dulu," seraya menjulurkan jari kelingkingnya.

Sedang Cipta menerima dan menautkan jari paling mungil yang dimilikinya pada jari kelingking Candu.

Sekiranya seperti itulah percakapan Cipta dan Candu tiga hari yang lalu, sebelum diri Cipta terbaring tak berdaya. Semesta telah bersaksi akan janji yang Cipta buat.

"Mas Aksa! Cipta kok enggak pernah kesini ya? Sekarangkan enggak ada jadwal cuci darah loh mas."

"Ini ada Mas Aksa, ngapain nyari Cipta? Lagi pula nanti Caca mau operasi loh!"

Candu turun dari ranjangnya, tentu dengan menggenggam tiang infusnga, "aku ke ruang Cipta ya mas?" pamitnya hendak melangkahkan kaki.

"Jangan!" halang Mas Aksa dengan kepanikan.

"Kenapa Mas?"

"Caca lagi puasakan buat operasi nanti? Udah, besok aja ketemu Ciptanya, bisa?"

Seorang perawat memasuki ruangan Candu, memecah percakapan antara Mas Aksa dan Candu. Mas Aksa lega, ia tahu jikalau saat ini tidak seharusnya Candu tau akan kondisi Cipta. Penyakit Candu akan kambuh lebih parah nanti.

"Ini pakaian yang dipakai saat mau ke ruang operasi, nanti akan ada dua perawat yang membawa Candu ke ruang operasi," menyodorkan pakakan berwarna hijau beserta "topi" nya.

"Makasih ya sus," ucap Mas Aksa.

"Kenapa kok Caca enggak boleh ketemu Cipta?" tanyanya lagi saat perawat telah meninggalkan ruangan.

"Buruan dipake bajunya," Mas Aksa mengalihkan pembicaraan.

shaturnusa ©2021

Hi fren! Shanu tau kok ceritanya makin kesini makin aneh, kecepetan lagi.
Habis Shanu bingung pol!:(
Mana pusing banget mikirin ujian praktek:<

Semesta Membawanya PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang