Angkasa tengah duduk di halte, yah seperti janji om Josua kemarin. Gadis itu terlihat sedang mengotak-atik ponsel miliknya dengan serius. Melihat isi galerinya, yah ternyata sudah banyak sekali foto yang ia ambil dengan Zevan, namun baru kali ini Angkasa membukanya.
"Ayo non!" Suara itu membuat Angkasa sedikit terkejut, lantas langsung mengembalikan ponselnya ke tas.
Angkasa masuk ke mobil, membuka tasnya dari pundak, dan meletakannya di tas.
"Kita langsung ke kantornya om kan pak?" tanya Angkasa memastikan.
"Iyah non! Pak Josua sudah nunggu om disana," sahut supir itu sembari mengemudi.
Angkasa mengangguk, sembari tersenyum simpul, hangat!
"Non Angkasa, kangen yah sama pak Josua?" tanya supir itu, terlihat ada kekehan kecil di sudut bibirnya.
Angkasa lagi dan lagi mengangguk, "Iyah pak!"
"Pak Josua juga sama non. Sama-sama kangen sama non Angkasa. Saya sering mergokin pak Josua lihat foto non di hape nya," jelas supir itu.
Angkasa tersenyum, sekalian ada rasa berdesir hangat di hatinya, "Beneran pak?" tanya Angkasa memastikan.
"Iyah non! Untuk apa saya bohong?"
Josua! Om nya itu ternyata belum berubah, masih tetap sangat menyanyangi Angkasa, laki-laki yang selalu saja bisa menjadi sosok pengganti papa untuk Angkasa, lelaki yang perhatiannya bisa Angkasa rindukan secara tiba-tiba. Sudah lama rasanya sejak Angkasa bertemu dengan om nya itu. Sampai banyak hal yang terjadi pada Angkasa, dan Josua tak mengetahuinya.
"Sudah sampai non!" tegas sopir, membuat Angkasa sadar dari lamunannya.
"Makasih banyak pak!" sahut Angkasa, lantas langsung keluar dari mobil.
Angkasa perlahan berjalan, memasuki area perkantoran. Gadis itu lansung bergerak menuju lift, masih belum lupa dimana letak ruangan pribadi om Josua.
Gadis itu kini sudah sampai di depan pintu ruangan Josua, Angkasa perlahan menarik nafasnya, lalu membuka knop pintunya pelan.
"Selamat siang pak!" sapa Angkasa jahil, sembari bergerak masuk.
"Siang! Ada urusan apa lagi yah? Saya kan udan bilang, batalkan semua jadwal, saya ada urusan! Kamu juga bisa pulang sekarang!" ucap Josua tegas, matanya sangat sibuk memperhatikan tablet di hadapannya.
Angkasa menahan mulutnya untuk tidak tertawa, "Urusan apa sampai om tega ngusir Angkasa?" goda Angkasa.
Refleks, Josua menengadahkan kepalanya, matanya melotot sempurna! Sorot wajahnya menatap Angkasa, dengan sangat terkejut. Membuat Angkasa tak bisa menahan tawanya.
"Hahahah ... hahahaha...."
"Jahil yah kamu sekarang...." ujar Josua tersenyum hangat, bergerak mendekati Angkasa.
Angkasa pun berjalan mendekati Josua, "Makanya om jangan galak- galak sama sekretaris om!"
Keduanya pun saling berpelukan, Josua membawa Angkasa ke dalam rangkulannya. Mengaitkan rasa hangat yang sudah lama tak mereka rasakan lagi. Josua mencium puncuk kepala Angkasa penuh kasih sayang, keponakannya ini tak pernah pindah posisi didalam hatinya. Selalu istimewa!
Angkasa mengelus punggung Josua dengan kasih sayang yang sama. Jujur, gadis itu sangat rindu bau wangi badan omnya ini. Selalu ada kenyamanan dan rasa dilindungi jika ia berada di dekat Josua. Rasa rindu keduanya lepaskan dalam rangkulan yang cukup lama.
"Om sayang kan sama Angkasa?" tanya Angkasa lirih masih dalam posisi berpelukan. Suara Angkasa tepat sekali menusuk pendengar Josua.
Josua mendorong pundak Angkasa pelan, menatap wajah keponakannya itu hangat, lalu mengusap puncuk kepala Angkasa lembut, sembari berucap, "Om selalu sayang sama Angkasa, sekarang, nanti dan selamanya, rasa sayang om gak akan pernah hilang atau berkurang sedikitpun untuk Angkasa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa (THE END)
Romance(FINISHED, PART LENGKAP!) "Plak!" Tamparan dari sang bunda kembali mendarat di pipinya yang masih terasa kebas. Bagaimana tidak? tamparan kemarin saja belum benar benar hilang. "Ma! aku salah apa?" Tanya Angkasa takut. "Apa ini sifat anak angkat? M...