"KAU, PRIA TUA SINTING!!!" Umpat Hyewon, tak peduli bahwa orang itu adalah orang yang berumur. Melihat wajah si Tua sangat membuatnya muak.
Hendery tak menyangka akan mendengar umpatannya lagi terlebih dalam suasana yang berbeda dari kejadian sebelumnya.
Satu hal yang bisa Hendery simpulkan bahwa dua orang ini tidak dalam hubungan baik.
"Sebegitu menyenangkan kau melihatku menderita Pria Tua?" Tak ada kata menghargai untuk pria tua itu. Hyewon menekankan kata terakhir sekaligus mengganti kata-kata yang ia ucapkan. Kata 'Anda' tak cocok untuk orang yang memperlakukan dirinya semena-mena.
"HUIYUAN!"
"JANGAN MEMANGGILKU SEPERTI ITU!" Hyewon ancap berdiri dan berteriak marah.
"Kau pergi!" Hyewon menatap Hendery, matanya masih memancarkan kemarahan.
"Dia tetap disini." Ucap Presdir Jiang.
"Kau siapa!? Mengapa hanya diam saja? Kau seharusnya pergi, bukan mendengarkan pembicaraan orang lain." Semprot Hyewon.
"Kau yang terlalu banyak bicara." Hendery membalas ucapan Hyewon.
"Kenapa kau disini? Apa kau budaknya juga?" Tak ada habisnya Hyewon yakin pria itu juga adalah orang suruhan pria tua itu.
"Huiyuan! Aku menyuruhmu dan dia kesini untuk membicarakan sesuatu."
"Hazel!" Koreksi Hyewon.
"Oke, Hazel, kau mempunyai tugas untuk mengelola perusahaan orang ini." Tunjuk Presdir Jiang ke Hendery.
"Kenapa harus aku?! Banyak orang lain yang bisa mengurusnya."
"Jika kukatakan kau ya kau, tidak ada orang lain, kau yang harus terjun langsung."
"Huhh, menyusahkan sekali!"
"Kau ternyata adalah direktur. Mengapa perusahaan mu jadi aku yang mengelola? Bukankah ini tidak masuk akal?!"
"Tidak perlu banyak tanya, kau akan mengetahuinya saat mulai bekerja disana."
"Hei, aku juga punya perusahaan yang perlu aku kelola, dia kan masih sehat mengapa aku yang turun tangan?"
"Aku tak peduli dengan perusahaan mu."
"Hahaha, baiklah aku akan menuruti perintah mu ini. Kau pastinya sedang melakukan banyak cara agar aku tetap disini."
"Tapi ingat! Kau tak akan pernah bisa membuatku terus bertahan di negara ini." Hyewon melangkah pergi dari ruangan itu.
Sekarang tersisa dua orang pria di ruangan itu.
"Kau dengar, aku telah membuatnya untuk bekerja di perusahaan mu, sekarang tugasmu adalah melakukan segala cara untuk tak membiarkannya pergi dari China."
"Dia Jiang Huiyuan, cucuku." Satu fakta yang mampu membuat Hendery diam terpaku memikirkan bahwa wanita yang mengaku bernama Hazel pada malam itu adalah cucu dari orang yang paling berpengaruh di negaranya.
"Hanya itu yang dapat aku katakan. Pertanyaan yang ada di kepala mu akan terjawab satu-persatu."
"Satu hal lagi yang perlu kau ketahui dia sangat membenci Ayahnya, Aku, perusahaan ini, negara tempatku berpijak sekarang, dan kau... pastinya ada dalam list-nya."
"Setelah kau mengetahui semua tentang Huiyuan, kau tak boleh goyah, buat dia selalu disini. Aku mengatakan ini karena kau tak akan bisa menaruh perasaan padanya. Saat itu ingatlah bahwa kau sudah menandatangani kertas perjanjian maka dari itu kau harus menuruti ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Glass
FanfictionRencana Hyewon untuk meninggalkan China, negara yang mencekiknya selama 12 tahun ia tinggal disana, membuatnya bergegas menyusun kepindahan hingga sepenuhnya menetapkan status kewarganegaraannya untuk negara Korea Selatan. Keputusannya ini sangat di...