Part 22

200 44 5
                                    

Hendery terbangun dengan perasaan tidak biasa. Ia merasa di hotel itu tidak ada tanda-tanda kehidupan. Setelahnya ia langsung membuka pintu kamar Hyewon dan betapa terkejutnya ia tak menemukan wanita itu. Di atas kasur Hendery melihat beberapa barang berhamburan. Salah satunya paspor Hyewon. Benda itu yang pertama kali tertangkap oleh mata Hendery.

"Harus kemana lagi aku mencarimu..."

Hendery sedang memutar kepala, mencari solusi atas masalah ini. Sudah satu jam berlalu, Hendery masih berada di hotel. Sampai telepon genggamnya berbunyi lagi.

"Hendery, bagaimana Huiyuan? Apa dia sudah siap?" Tanya presdir Jiang.

"Huiyuan, menghilang Presdir Jiang." Jawab Hendery.

"Apa!" Suara itu terdengar memekakkan telinga.

"Tidak becus sekali kau ini?! Apakah menahannya sesulit itu?! Biar aku saja yang mengurusnya!" Ucap Presdir Jiang marah.

Panggilan dimatikan, Hendery langsung angkat kaki keluar segera mencari Hyewon. Kemanapun akan ia telusuri untuk dapat menemukan Hyewon.

Waktu menunjukkan jam 4 sore, itu artinya Hendery telah mencari Hyewon selama empat jam lamanya. Semua tempat telah ia kunjungi dari taman pusat kota, hall besar kemarin, ataupun tempat wisata lainnya. Ya, Hendery sekarang hanya bisa memikirkan tempat ramai setelah ia menemukan Hyewon kemarin.

Hendery kembali ke mobil. Di mobil ia menyandarkan punggung serta kepalanya pada jok. Beristirahat sebentar, dan mencoba menenangkan pikiran, Hendery menutup mata.

"Dimana kau, Huiyuan..."

Matanya seketika terbuka. Hendery lantas menegakkan kepalanya dan langsung tancap gas menuju lokasi yang ia yakini Hyewon sedang berada disana.

"Aku harus menemukanmu lebih dulu."

--

Kurang lebih empat jam yang lalu Hyewon telah sampai pada tujuannya. Setelah membayar taksi, ia turun dan menatap sekitar yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau serta batu nisan yang tersusun rapi.

Hyewon menaiki tangga menuju bangunan yang menyimpan guci, bunga, foto dll. Sebagai tempat peristirahatan terakhir.

Hyewon berdiri menghadap sebuah bilik atau tempat persegi yang dibatasi oleh kaca transparan. Hyewon menatap lekat foto seorang wanita cantik bersama anaknya. Disana hanya ada sebuah foto dan buket bunga yang telah mengering.

"Aku datang, ibu." Sapa Hyewon.

"Maaf, karena aku tidak membawa apapun." Sambung Hyewon.

Hyewon termenung sambil mengingat. Hyewon kecil, Hyewon remaja, Hyewon dewasa, hari-hari selalu ia sempatkan untuk mengunjungi ibunya. Dulu ada guci didalam sana, setelah Hyewon memutuskan pergi dan menetap di Seoul, ia membawa guci itu untuk dipindahkan ke tanah kelahiran ibunya. Jadi, itulah mengapa hanya tersisa foto dan bunga kering. Sudah lama ia tak berkunjung disini karena ia juga tak tahu jika akan kembali lagi ke China.

Kembali ke Hyewon kecil hingga tahun-tahun terakhir Hyewon saat memutuskan untuk berani mengambil keputusan, ia selalu berada di tempat ini, berbicara sendirian disini dan tertidur disini. Sampai pada ia menganggap semua tempat sangatlah memuakkan tapi untuk tempat ia berdiri sekarang adalah pengecualian. Di tempat itu Hyewon damai.

Telah dirasa cukup untuk menyapa ibunya, Hyewon melangkahkan kaki untuk pergi. Ketika berjalan sedikit, Hyewon dikejutkan oleh seorang pria yang sedang berlarian di koridor tak jauh dari dirinya. Melihat itu Hyewon langsung menepi untuk bersembunyi.

Hendery, pria itu datang pada tempat yang tepat. Setiap ruangan blok, di sisi kanan kirinya tak luput dari matanya. Hendery yakin Hyewon berada disini.

Disisi lain, Hyewon secara perlahan bergerak meninggalkan bangunan itu dan pergi keluar menuju kompleks pemakaman. Baru saja keluar, saat berlari menuruni tangga tangan Hyewon ditarik dari belakang. Tarikan itu membuat tubuhnya langsung menghadap Hendery.

"Lepaskan aku!" Pinta Hyewon sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Hendery.

Tangan Hendery terlepas, Hyewon berhasil lepas dari Hendery. Tapi, ketika Hyewon mulai berlari untuk kabur, tiba-tiba segerombolan mobil hitam mengepungnya dan keluarlah manusia berbaju hitam putih.

"Aku tidak tahu bahwa kau akan bertindak seperti ini padaku." Ucap Hyewon berbalik menghadap Hendery.

"Huiyuan, aku tahu kau tidak akan mendengarkanku, tapi kumohon mendekatlah padaku, sekarang!" Seru Hendery saat satu orang mulai berjalan kearah Hyewon.

"Baiklah, jika kau tak percaya padaku, tapi aku minta untuk kau tidak keras kepala, ikutlah padaku ke acara itu." Ucap Hendery sekali lagi meyakinkan Hyewon. Hendery melangkahkan kakinya secara perlahan menuju Hyewon.

Hyewon refleks mundur, saat Hendery melangkahkan kakinya. Hendery begitu cemas saat melihat siaga para orang-orang dibelakang Hyewon.

"Hyewon kumohon mendekatlah padaku sebelum kau terluka!" Pinta Hendery sangat frustasi.

Sayangnya Hyewon tetap tak mengindahkan permintaan Hendery. Wanita itu hanya diam.

"TIDAK!!!" Teriak Hendery saat melihat orang itu berjalan semakin mendekat.

Tiba-tiba seseorang sudah berada tepat dibelakang Hyewon dan memukul tengkuk Hyewon sehingga wanita itu pingsan terjatuh diatas tanah.

Hendery berteriak semakin kencang saat melihat Hyewon terbaring kaku diatas tanah. Hendery langsung menerjang orang yang berani memukul Hyewon, berulangkali pipi orang itu terkena pukulan buku jari Hendery yang mengepal kuat. Hendery dihentikan oleh beberapa orang lainnya saat lawan Hendery sudah mulai tak berdaya. Wajahnya penuh dengan memar dan darah. Hendery belum puas untuk menghajar orang itu, tetapi pikirannya teralihkan sepenuhnya saat melihat Hyewon. Hendery lantas menuju Hyewon dan mengangkat tubuh wanita itu.

Baru saja ia ingin menuju mobilnya, tiga orang berbaju hitam itu menghadang Hendery, lalu meminta Hendery masuk ke mobil mereka. Hendery membuang napas kasar. Betapa biadapnya Presdir Jiang yang masih memaksakan Hyewon untuk berhadir pada acara itu dengan kondisi Hyewon seperti ini.

Hendery masuk ke mobil dan membaringkan kepala Hyewon di pangkuannya.

"Maafkan aku, Huiyuan." Ucap pelan Hendery saat melihat wajah hyewon. Tangannya masih terus memegang kepala Hyewon, sesekali ia mengusap pipi wanita itu.






***

Hai,

Aku update lagi, tapi dijadiin dua part. Hehe soalnya panjang.

Jadi, udah terjawab yah, pertanyaan Hendery pas awal ketemu Hyewon, kenapa cewek itu gak takut sama sekali berada di pemakaman.

Akhir kata, mau bilang kalau kedepannya belum tau bisa update cepat. Hehe...

Jangan lupa komen yaa!

26042022

The Red GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang