Part 12

292 67 5
                                    


Ada bgm di atas, silahkan diputar jika mau!













"Ibu, turunlah dari sana! Kenapa ibu tertidur menggantung seperti ini? Hyewon tak bisa tolong ibu!"

Hyewon tersentak lalu membuka mata, mimpi buruk itu datang lagi. Napasnya naik turun. Keringat dingin terlihat di wajahnya. Ia tak sadar sudah tertidur dilantai dan waktu telah menunjukkan jam 7 malam.

Mimpi itu, Hyewon kecil memeluk kaki ibunya, sambil menangis melihat ibunya tak sadarkan diri.

Hyewon kecil yang tersenyum cerah tak sabar ingin menemui ibunya. Kakinya melangkah menuju apartemen. Setelah masuk Hyewon bingung mengapa apartemen itu gelap sekali. Dan tiba saat ia menyibak gorden demi mencari cahaya yang bisa menerangi tempat tinggalnya. Di sana ia melihat leher ibunya terlilit tali. Tubuh tergantung ibunya menghalangi sebagian cahaya masuk. Hingga pemandangan itu tampak sangat mengerikan ketika ibunya tak terlihat jelas karena terangnya cahaya di balik kaca.

Bayangan yang tak pernah hilang walau belasan tahun berlalu, cukup membuat Hyewon kesulitan untuk beraktifitas. Tentunya sejak Hyewon tinggal di Seoul semua tidak seberat saat ia di China.

--

Hendery berjalan menuju ruangan tempat ia untuk menghabiskan waktu hari ini.

Sesampainya Hendery masuk, ia melihat seorang wanita telah lebih dulu duduk di kursi kerjanya.

"Hei, beritahu sekretarismu itu, sejak tadi aku tak bisa memegang satu kertas pun!" Ucap Hyewon seketika saat ia melihat Hendery masuk. Tentu dengan kekesalan yang membara.

Hendery memainkan jari, mengisyaratkan si sekretaris untuk menghampirinya.

"Dia yang akan mengurus masalah perusahaan ini. Dan ia adalah orang suruhan Presdir Jiang."

"Dan katakan juga bahwa aku bukan wanita jalang yang sering mengunjungi direktur perusahaan ini." Hyewon tahu jika alasan utama ia tak diperbolehkan menyentuh berkas diatas meja adalah karena si sekretaris itu mengira bahwa ia adalah jalang yang mungkin sering berada di kantor itu.

"Kau sempat menganggapnya seperti itu?" Hendery bertanya pada sekretaris Feng.

"T-tidak direktur!" Sekretaris Feng menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan.

"Maafkan saya Nona Jiang." Sebelum masalah semakin panjang, si sekretaris meminta maaf terlebih dahulu.

Hyewon mengangguk tak ada gunanya juga ia memperpanjang masalah ini.

"Selamat! Mulai hari ini kau akan bekerja lebih keras denganku. Panggil aku direktur seperti kau memanggilnya." Ucap Hyewon sambil melirik Hendery dan menjabat tangan si sekretaris.

Sekretaris Feng menatap bingung sang direktur.

"Tidak perlu bingung, kau akan lebih banyak bekerja dibawah ku, dan direktur Wong, dia mungkin hanya akan menandatangani dokumen saja." Ucap Hyewon sinis menatap Hendery.

Hendery yang ditatap seperti itu lantas tak bisa berkata-kata.

"Baik, sekarang keluarkan semua berkas satu bulan yang lalu, ah tidak, enam bulan yang lalu!" Hyewon pikir perusahaan yang ia urus hari ini nampaknya memang sudah tepat di tepi jurang. Semuanya tidak serta-merta dalam sebulan, pasti beberapa bulan yang lalu sudah banyak masalah terjadi.

Yang Hyewon tahu sekarang hanya mengatasi masalah di atas kertas maupun kinerja awak perusahaan. Diluar itu semua Hyewon layaknya burung yang terbang ke salah satu ranting dan tak tahu ada apa di ranting bagian bawahnya.

The Red GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang