Chapter 1 ▪▪▪ Gadisku
Matahari kala itu menyinari dengan hangat, para peri dan manusia sudah pergi melakukan aktivitas masing masing, para siswa dan siswi pun sudah berangkat menuju akademi. Semua serba sibuk di pagi hari.
Netra biru kelam itu melirik dengan senyum ke arah seorang gadis yang bercengkrama dengan temannya. Gadis dengan rambut sebahu berwarna kekuningan dan berkulit putih itu berhasil meraih atensi seorang Avizo. Ia dan Gadis bernama Altharliya itu memang dekat, bahkan sering dibilang sepasang kekasih namun, nyatanya mereka hanyalah sahabat, tidak ada kata kekasih diantara mereka. Yang membuat Avizo dan Liya dikata sebagai sepasang kekasih adalah interaksi antar keduanya yang sungguh romantis. Entah memang masing masing belum ada yang siap, atau Avizo yang masih ingin menggantungkan hubungannya, karena mereka seperti dua insan tak berstatus. Teman? Mereka bilang sahabat. Sahabat? Sangat terlihat lebih dari sahabat. Kekasih? Tidak juga, Avizo belum mengungkapkan perasaannya. Apapun itu, hanya Avizo dan Liya yang bisa memaknai hubungan mereka.
"Altharliya Svena Tarpen. Sepertinya nama yang spesial sekali ya," ujar salah satu sahabat Avizo, Jeyfir Granda.
"Dia memang spesial. Ada apa?" Jeyfir memutar manik hijau cerahnya, ia berdecak sebal karena Avizo tidak kunjung peka terhadap sindirannya.
"Spesial tanpa status." Pemuda bernetra biru itu pun menoleh ke arah Jeyfir.
"Status ya? Apa dengan status, Liya akan mau jadi pengantin wanita untukku nanti?," celoteh Avizo,
"Yah, setidaknya kalian memiliki hubungan yang resmi."
"Kenapa?" Jeyfir yang greget pun hanya mendesis kesal dan diam,
Plak
Reo yang ada di sebelah Avizo memukul lengannya.
"Ck," ia berdecak matanya melotot pada Reo dengan tangan yang mengelus lengannya.
"Biar jelas, aku akan mengatakannya pada makhluk satu ini," ujar Reo, "bisakah kau memiliki hubungan yang jelas dengan Liya? Begini, Avizo Yandasa yang tidak pernah merasa bersalah setelah menggantungkan seorang gadis-"
"Mana ada aku menggatungkan gadis? Aku kemarin menggantungkan jemuran milik ibu, dan tidak ada gadis disana!" bantah Avizo.
Pletak
Pletak"Kau selalu memiringkan konsep!" Reo yang mulai gregetan pun hanya menggelengkan kepala.
"Dimana kata yang terlihat memiringkan konsep dari kalimatku??" tanya Avizo
"Ck. Kau tidak pernah serius menanggapi hubunganmu dengan Liya, apa kau juga tidak serius dengan Liya?" tanya Jeyfir akhirnya. Nazir yang pendiam hanya tersenyum sedikit melihat tingkah teman temannya. Sudah tau Avizo akan menanggapi dengan candaan, masih saja mereka menanyakan hal itu.
"Apa jika aku ada status kekasih dengan Liya, di kemudian hari, kami akan menikah?" Avizo menampakkan wajah tidak peduli, ia berdiri dan melangkah ke arah bangku pujaan hatinya.
Jeyfir dan Reo pun merasa kesal, lebih tepatnya greget. Nazir yang melihat itu pun angkat bicara,
"Tidak perlu status untuk mengikat hubungan Avizo dan Liya, karena sesungguhnya hati mereka sudah sama sama terikat oleh kepercayaan."
"Minggir minggir... calon menantu keluarga Tarpen mau lewat ...," ujar Avizo mencoba membelah jalanan menuju bangku Liya. Siswi siswi yang mengerumuni pun memberi jalan. Liya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Hingga Avizo duduk di sebelahnya, pemuda itu menyampirkan jas akademinya ke punggung Liya. Gadis itu bertanya tanya atas tingkah Avizo,
"Ada apa?"
"Banyak semut di sini." Alis Liya bertaut heran, ada apa dengan semut semut?
"Lalu? Apa masalahnya?"
"Aku takut kamu digigit semut." Liya terkekeh pelan, ia melepaskan jas Avizo hendak mengembalikannya namun, pemuda itu mengenakannya kembali pada Liya.
"Jangan dilepas!! Atau nanti semut semut itu akan menggigitmu!!!"
"Kata siapa, hm?"
"Kau itu manis, insting gula milik mereka akan bangun saat kau ada di dekat mereka," ujar Avizo dengan tampang seolah olah was was, bahkan ia menoleh ke kanan dan kiri, takut ada semut yang mendekat. Liya tertawa renyah,
"Avizo pangeran dari kahyangan yang selalu memperlakukan Liya dengan manis, untuk apa kau khawatir aku digigit semut? Bukannya kau selalu menjagaku?." Pemuda itu menepuk jidatnya,
"Oh iya! Yasudah, jasnya aku pakai lagi ya?" Pemuda itu melepas jas nya dari punggung Liya.
"Kenapa dilepas?"
"Takut dimarahin guru."
0oo0
Hmm.. gimana? Tekan bintang kalau suka. Komen aja kalau ada typo, kritik, juga saran.
See you next time... 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota Yadgara
FantasíaBlurb Avizo Yandasa, pemuda biasa yang masih duduk di bangku akademi. Sosok yang sangat ceria, bersahabat, dan konyol. Hari harinya dipenuhi dengan kebahagiaan dengan orang tua beserta teman temannya. Namun, semua seolah musnah setelah adanya kasus...