Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
-----0o0-----
Lisya memikirkan hal yang mengganjal pikirannya, seharusnya David yang memikirkan hal Putra karen David yang bersangkutan. Tetapi karena Lisya dan Laudia belum memberi tahu David, David terlihat biasa saja tanpa beban pikiran.
Rapat osis kali ini masih belum selesai. Lisya dan Ronald baru selesai mendesain tiket, Laudia dan Disya pergi ke fotocoppy untuk print tiket, David dan Rahmat menunggu Laudia dan Disya untuk mencap tiket tersebut, dan Fajar Iqbal hanya makan dan sesekali bergibah.
David mulai menggeser tubuhnya mendekati Lisya, "Sya, gue mau tanya tapi ga disini." bisik David ditelinga Lisya.
Dengan malas Lisya bangkit dari duduknya lalu mengajak David pergi ke teras depan rumah.
"Apaan?" tanya Lisya jutek.
"Soal Putra, gimana?" tanya David hati-hati.
Lisya membulatkan matanya, "LO TAU GA SIH TADI YA SI hmpp-" dengan cepat David membekap mulut Lisya, pasalnya Lisya setengah berteriak.
"Lo tuh ya! Jangan berisik dong!" tegur David yang hanya dibalas cengiran oleh Lisya.
"Tadi Laudia tunjukin chat Putra sama dia, gue agak kaget sih! Lo liat chat nya deh nanti kalau Laudia dateng," ujar Lisya.
Hal itu membuat David semakin penasaran, "Dari yang lo tangkep, kesimpulannya apa?"
"Lo bisa simpulin sendiri Vid, gue takut salah beropini." ujar Lisya lalu meninggalkan David.
Sudah 15 menit berlalu akhirnya Disya dan Laudia datang kembali dengan plastik berisi kertas ditangannya.
"Lau pinjen handphone lo," ujar David tak sabaran.
"Ngapain lo? Pacar juga bukan. Posesif amat," ketus Laudia.
"Lau," ujar Lisya seakan memberi kode.
Laudia seakan paham dengan apa yang ingin Lisya katakan, Laudia pun memberikan ponselnya kepada David. Laudia percaya bahwa David tidak akan membuka privasi orang lain, kecuali yang menyangkut tentang dirinya.
Dengan cepat David membuka roomchat dengan nama Putra Danendra. Lalu membaca chat tersebut dengan teliti. Putra memang pantas dicurigai. Kemungkinan kali ini ada dua, Putra menyukai Lisya atau Putra gay.
Lisya dan David saling menatap, seolah mereka sedang berbicara didalam batin mereka masing-masing. Tidak ada yang menyadari dengan kontak mata yang dilakukan Lisya dan David.
Fajar, Iqbal, Rahmat, dan David kembali fokus mencap tiket. Kemungkinan besok mereka sudah membagikan tiket tersebut kepada siswa-siswi SMA Cendrawasih, dan menjual tiket tersebut ke orang lain.
"Gue denger ada pasar malem," ujar Disya.
"Untung lo ngasih tau ke kita apa? Emang disini ada yang pacaran? Ada yang uwu-uwuan?" tanya Rahmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISERABLE LOVE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] _________________________________ ALISYA CAROLINE Semua orang mungkin mengenalnya. Alisya memiliki sikap yang bawel, pecicilan, dan tidak bisa diam. Ia juga termasuk anggota osis di sekolahnya. Cita-citanya adalah kaya tan...