Bag•27

9 1 0
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Brian terus menerus memikirkan Lisya, berarti selama ini Lisya masih mencintai Arnold? Dan Arnold berpikiran negatif tentang Lisya?

Otak Brian benar-benar dipenuhi dengan Lisya, padahal Lisya bukan siapa-siapa bagi Brian. Mungkin Brian hanya merasa bersalah karena telah berpikiran buruk tentang Lisya.

"Apa gue kasih tau Arnold soal ini ya?" ujar Brian pada dirinya sendiri. 

"Tapi Arnold ga akan peduli! Meningan gue simpen sendiri aja deh."

Brian kembali ke kelasnya, ia mengurungkan niatnya untuk bertemu Lisya karena Lisya sedang asik mengobrol dengan teman sekelasnya.

"Yan ngapain lo ketemu sama Lisya?" tanya Alden.

"Kepo lo!"

"Putus dari Aulia, pepet si Lisya?" sindir Darren.

Dengan refleks Brian memukul kepala Darren menggunakan buku, "Lisya punya pacar bego!"

Arnold memutarkan bola matanya malas, "Ga usah bahas Lisya."

"Benci amat lo sama Lisya," sahut Darren.

"Benci jadi cinta baru tau rasa lo!" sengit Alden dengan tajam.

"Benci jadi cinta cuma ada di film sama novel!" ketus Arnold lalu pergi meninggalkan teman-temannya.

Arnold memilih untuk pergi ke perpustakaan, mungkin perpustakaan tempat ternyaman untuk dirinya saat ini. Ia tidak ingin memikirkan apapun. Sebenarnya Arnold memiliki keinginan melupakan Eyra dan membuka hati untuk Lisya.

Bagi Arnold lebih baik dicintai dari pada mencintai, karena jika kits dicintai tugas kita hanya belajar mencintai orang tersebut. Tetapi jika kita memilih mencintai, seberusaha apapun akan percuma jika orang tersebut tidak mencintai kita. Dan yang paling mrnyakitkan, kita harus menerima konsekuensi jika kita merasakan penolakan.

Tapi Arnold juga pernah mencoba untuk melupakan Eyra, namun hasilnya nihil. Arnold tidak bisa melupakan Eyra karena tidak ada alasan untuk Arnold tidak menyukai gadis seperti Eyra.

"Pulang sekolah, mau pulang bareng?" tawar seseorang yang baru saja duduk disebelah Arnold.

"Boleh," tidak ketus. Itulah yang Arnold katakan.

Gadis yang baru saja menawarkannya untuk pulang bersama adalah Eyra. Jika Lisya yang mengajaknya, mungkin Arnold akan ketus atau bahkan tidak akan menjawab apa yang diucapkan oleh Lisya.

Eyra tersenyum lalu pergi meninggalkan Arnold. Entahlah bagaimana perasaan Arnold sekarang, ia tidak merasakan bahagia ketika Eyra mengajaknya pulang bersama. Arnold merasa biasa saja, tetapi Arnold juga tetap percaya pada perasannya bahwa Arnold mencintai Eyra Shantika.

-----0o0-----

Lisya kembali masuk kelas ketika mengetahui bahwa mata pelajaran selanjutnya kosong. Dengan senang, ia mengembangkan senyumannya dan berjalan beriringan bersama Farhan.

"Giliran freeclass aja ke kelas!" sindir Farhan.

"Lo juga sama aja!" balas Lisya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang