bag•22

9 5 2
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Hari minggu telah berlalu, dan hari ini senin. Hari dimana Lisya harus upacara, olahraga, dan bertemu dengan pelajaran fisika. Mungkin itu alasan Lisya membenci hari senin.

Lisya sudah memakai seragamnya, lengkap dengan dasi. Ia juga sudah menyiapkan topi dan buku-buku pelajaran yang lengkap. Hari ini Lisya tidak mau telat dan tidak ingin dihukum.

Lisya mengikat rambutnya karena hari ini upacara dan Lisya tidak mau rambutnya menjadi tidak indah ketika bertemu dengan sinar matahari.

Lisya berangkat bersama Lion, ia juga memberi tahu Eyra agar datang setelah upacara saja agar Eyra tidak perlu panas-panasan mengikuti upacara.

"Lisya! Bang Lion udah nunggu nih," teriak Diana dari lantai bawah.

Dengan segera Lisya menuruni tangga dan segera pamit untuk pergi kesekolah. Akhir-akhir ini Lisya memang jarang sarapan, walaupun Diana sering marah tetapi Lisya tetaplah Lisya, gadis keras kepala.

"Sya, Eyra beneran pindah ke sekolah lo?" tanya Lion saat diperjalanan.

Lisya mengangguk, "hari ini dia mulai masuk."

"Kamu jangan ngalah terus sama Eyra ya," ujar Lion.

Dapat dipastikan Lisya bingung. Jika Lion menggunakan aku-kamu Lion pasti benar-benar serius dengan ucapannya, karena Lion akan berbicara lembut jika menasihati Lisya.

"Wajar dong kalau gue ga mau sepupu gue sedih," ujar Lisya membela diri.

"Inget Sya, kalau lo ga bahagia jangan lakuin apapun yang Eyra mau. Lo juga perlu bahagia."

-----0o0-----

Lisya memasuki kelasnya dengan senyum ceria, hari ini mungkin ia benar-benar semangat walaupun ini hari senin.

Masih ada waktu 20 menit sebelum upacara dimulai, Lisya memilih untuk duduk menaruh tas dibangkunya dan pergi ke kelas 11 IPA 4. Tujuannya sekarang adalah bertemu dengan David Anggara.

Kelas Lisya dan David tidak terlalu jauh, hanya terhalang oleh 2 kelas yaitu 11 IPA 2 dan 11 IPA 3. Dengan langkah santai, Lisya melewati kelas Putra Maura Gavin dan Aulia. Lisya dapat melihat mereka berempat sudah datang dan sedang duduk, tapi yang Lisya anehkan mengapa Maura tidak gabung mengobrol dengan Putra, Gavin, dan Aulia?

"HAI MAURA! PUTRA! GAVIN! AULIA!" sapa Lisya di depan pintu kelas mereka.

"MAU KEMANA LO SYA?" tanya Maura dengan nada toa.

"NGAPEL KE PACAR," ujar Lisya lalu pergi dari depan pintu kelas mereka.

Dengan cepat Maura menyusul Lisya diikuti oleh teriakan-terikan dari mulut Maura yang terus-menerus memanggil Lisya.

"Apa sih Ra?" tanya Lisya yang sudah jengah mendengar teriakan dari mulut Maura.

"Ikut," ujar Maura dengan cengengesan.

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang