Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
-----0o0-----
Jam menunjukkan pukul 06:55 tetapi Lisya masih belum beranjak dari ranjangnya. Alarm di ponselnya pun tidak mampu membuat Lisya terbangun.
"LISYA LO GA SEKOLAH?!" teriak Lion saat melihat adiknya masih tidur pulas.
"SYA JAM TUJUH! GUE KIRA LO UDAH BERANGKAT!" teriak Lion lagi. Namun Lisya tetap tidak bangun, sepertinya Lisya sedang simulasi mati.
Dengan cepat Lion mengambil gelas berisi air lalu mencipratkan air tersebut pada muka mulus Lisya.
"ALLAHUAKBAR!" seru Lisya.
Lion tidak banyak bicara, ia hanya menunjukkan jam nya. "HAH? JAM TUJUH? GILA LO GA BANGUNIN GUE? PONSEL GUE MATI? KO ALARM GA NYALA?!" ujar Lisya frustasi.
Lion meninggalkan Lisya yang sedang menggerutu sendiri, "MANDI BEGO!"
Jam 8 Lisya baru sampai disekolah. Sudah pasti gerbang sudah ditutup, dengan segera Lisya menghubungi seseorang yang sekiranya bisa membantunya masuk.
"Hallo?"
"Hallo Vid! Gue digerbang. Bukain dong!"
"Sorry Sya. Ga ada sinyal."
Tut.
Tidak ada yang bisa Lisya mintai pertolongan jika seperti ini. Lisya pasrah dan mengajukan diri untuk dihukum, jika Lisya pulang Lisya tidak bertemu Arnold dan jika tidak bertemu Arnold, Lisya tidak akan semangat.
Disinilah sekarang, lapangan. Matahari sepertinya dendam kepada Lisya, buktinya hari ini matahari sangat terik. Lisya hormat kepada bendera, tetapi mulutnya tidak berhenti menggerutu karena kesal.
"ANJIR TUGAS FISIKA GUE GIMANA?!" seru Lisya.
"Kenapa sih tadi malem gue harus nonton drakor, tapi kalau ga nonton drakor gue pasti penasaran. Tapi kalau nonton drakor? Gue ga ngerjain fisika!" gurutu Lisya pada dirinya sendiri.
Lisya mengecek ponselnya, ternyata banyak panggilan masuk dari David. Lisya jadi merasa bersalah kepada David, bisa-bisanya Lisya senang-senang menonton drama korea tapi David malah mengerjakan tugasnya. Lisya harus minta maaf kepada David dan segera mencatat tugasnya.
Lisya tidak menyelesaikan hukumannya, ia berlari ke perpustakaan untuk menyalin tugas fisikanya. Tetapi hari ini bukan keberuntungan Lisya, bell pergantian pelajaran telah berganti. Lisya tidak bisa menyalin tugas fisikanya dan Lisya pasti akan dihukum kembali.
Lisya berjalan lesu menuju kelasnya, "Sya!"
Lisya menoleh disana ada David, "Vid gue minta maaf ya semalem udah biarin lo ngerjain tugas gue tapi gue malah nonton drakor," ujar Lisya pelan.
David tersenyum tulus, ternyata gadis dihadapannya ini bisa meminta maaf setulus ini, "Santai aja Sya. Nih!" David memberikan buku catatannya kepada Lisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISERABLE LOVE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] _________________________________ ALISYA CAROLINE Semua orang mungkin mengenalnya. Alisya memiliki sikap yang bawel, pecicilan, dan tidak bisa diam. Ia juga termasuk anggota osis di sekolahnya. Cita-citanya adalah kaya tan...