bag•11

18 15 3
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Lisya tidak langsung pulang ia menghentikan mobil merahnya disalah satu cafe dekat sekolahnya. Ia pergi sendiri, mungkin ia memikirkan sikap apa yang harus ia ambil untuk Putra.

Lisya duduk ditemani minuman dan ponselnya, tak lama ada suara telepon masuk ke ponsel Lisya. Sebenarnya Lisya malas saat melihat sang penelepon tapi mau tidak mau Lisya harus mengangkatnya.

"Lo dimana?" tanya lelaki disebrang sana.

"Caffe, kenapa?"

"Caffe mana?" tanya nya lagi.

"Kenangan."

Sambungan telepon terputus begitu saja. Lisya bingung, apa maksud David bertanya seperti itu? David sungguh menyebalkan.

Ting

Suara lonceng dari pintu berbunyi, tanda ada orang yang masuk kedalam caffe tersebut. Spontan Lisya menoleh kearah pintu caffe, ternyata Arnold dan seorang gadis.

Tunggu.

Arnold?

Dengan Cewek?

Lisya melihat cewek tersebut, sepertinya tidak asing. Cewek yang memiliki tubuh mungil, Lisya terus memikirkan siapa cewek itu.

Brak

Pikiran Lisya tentang gadis itu buyar karena seseorang yang menggebrak mejanya. "APA?" ujar Lisya sinis.

Ternyata David yang berdiri dihadapan mejanya, David hanya cengengesan melihat wajah Lisya yang sedang kesal.

"Mau apa sih lo?" tanya Lisya.

"Buat buktiin Putra beneran gay atau bukan, gimana kalau kita pura-pura pacaran?" ujarnya enteng.

Lisya membulatkan matanya, "Apa sih? Lo gila?" sembur Lisya.

"Yee. Gue juga ga mau kali pacaran sama lo, makannya gue ajak pura-pura!" ketus David.

"Terus? Nasib gebetan gue gimana?" tanya Lisya masih belum menerima.

"Ya lo bisa manasin gebetan lo! Sekaliaan lo liat gebetan lo suka sama lo atau enggak," ujar David.

BENAR JUGA!

"Saling menguntungkan bukan? Lo juga bisa tau kalau Putra suka atau enggak sama gue," ujar David masih bergidik ngeri jika membayangkan Putra.

"Oke. Tapi minggu depan," putus Lisya.

"Vid lo kenal cewek itu?" tanya Lisya sambil menunjuk seorang gadis dengan matanya.

"Pake baju ungu?" tanya David memastikan.

"Iya. Itu yang kaya janda," ujar Lisya sambil menekankan kata janda.

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang