bag•18

8 5 9
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Siang ini Lisya pergi ke rooftop seperti yang dijanjikan oleh David. Mungkin David akan bertanya soal Putra, atau mungkin akan menyusun rencana?

Lisya masih lemas padahal ia sudah memakan nasi goreng dan obat pusing, Lisya juga sekarang gampang lelah dan gampang pucat.

"Gue udah nunggu dari tadi," seru David tiba-tiba.

Mereka memutuskan duduk ditepi rooftop, menikmati angin yang berhembusan kecang. Suasana hari ini tidak terlalu panas, jadi Lisya tidak perlu khawatir dengan kulitnya yang akan hitam.

"Mau ngapain?" tanya Lisya to the point.

"Lo sama Putra tadi ngomongin apa aja Sya?" tanya David.

Lisya menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat dan tidak dilebih-lebihkan, tidak ada untung untuknya jika ia melebih-lebihkan omongan Putra.

David hanya menyimak cerita Lisya dengan wajah datar, dan tanpa Lisya ketahui jari David mengepal mungkin pertanda David marah.

"Gitu aja?" tanya David saat Lisya diam.

Lisya mengangguk lalu tersenyum.

"Jangan dengerin apapun omongan Putra yang bikin lo sakit hati ya," pesan David lalu diangguki oleh Lisya.

"Lo sama Arnold gimana?" tanya David lagi.

"Ga gimana-gimana Vid," ujar Lisya datar.

David mengerti, mungkin Lisya memang sakit hati terhadap sikap Arnold dan David peduli dengan kehidupan Lisya. David juga tidak akan tinggal diam jika Lisya disakiti oleh orang lain, walaupun David hanya pacar pura-pura Lisya.

"Vid gue ke kelas ya," ujar Lisya lalu beranjak untuk berdiri.

Dengan cepat David menahan lengan Lisya, "Disini dulu." Lirih David.

Lisya kebingungan, "lo kenapa Vid?" tanya Lisya khawatir.

David hanya menggelengkan kepalanya. Dapat Lisya lihat, cowok dihadapannya ini sedang tidak baik-baik saja. Sikap David tidak seperti biasanya.

"Vid? Lo bisa cerita sama gue apapun itu," ujar Lisya menenangkan.

"Thanks ya Sya," ujar David memeluk Lisya.

Lisya membalas pelukan David. Lisya paham kondisi David, mungkin David tidak ingin cerita. Lisya juga menghargai privasi David untuk tidak memaksa lelaki itu bercerita tentang masalah pribadinya.

-----0o0-----

Mulai hari ini Lisya akan tinggal sementara bersama Tantenya yaitu Tiara. Tiara meminta untuk menemaninya karena Eyra anaknya sedang study tour di sekolahnya selama 2 minggu. Lion juga ikut untuk menemani Tiara karena Lion bosan terus-terusan berada di rumah.

Lisya pulang diantar dengan David, sebelum pulang David mengajaknya untuk makan siang di salah satu caffe favoritnya yaitu caffe kenangan.

"Vid gue ada tugas fisika, bantuin gue dong!" seru Lisya.

David mengangguk, "nanti lo chat gue aja!"

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang