Bag•24

8 3 0
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Pagi ini Lisya sudah memakai baju seragam SMA Cendrawasih, lengkap dengan rompi dan dasinya. Walaupun hari ini tidak upacara, ia tetap memakai dasi karena mulai sekarang dasi adalah atribut yang harus dipakai setiap hari.

Lisya menuruni anak tangga untuk menuju meja makan, disana sudah terlihat Lion dengan setelan jas nya dan Diana yang sudah siap dengan pakaian rapi sepertinya akan pergi ke butik.

"Sya sarapan dulu," ujar Diana sambil menaruh nasi goreng dimeja makan.

Lisya mengangguk lalu duduk disamping Lion yang sedang memainkan ponselnya. Lisya mulai mengambil nasi gorengnya dan mulai melahapnya agar bisa cepat berangkat sekolah.

"Sya Tante Tiara tadi ngomong sama Bunda, Eyra pindah ke sekolah kamu hari ini. Jadi nanti kamu temenin dia ya?" ujar Diana.

Lion melirik sekilas, "Sya inget kata-kata gue."

Lisya mengangguk lalu segera pergi karena David sudah berada di depan rumahnya, padahal jam masih menujukkan pukul 6:25 jadi masih ada sekitar 40 menit lagi bell masuk berbunyi.

"Pagi pacar!" sapa David saat Lisya keluar dari pagar rumahnya.

"Pagi pacar pura-pura!"

Pura-pura.

Mungkin itu kata yang menyakitkan bagi David.

David tersenyum lalu memberikan helm untuk Lisya dan David pun memakai helm full face nya. Setelah Lisya menaiki motor sport milik David, motor itu melaju dengan kecepatan rata-rata.

Tidak ada percakapan diantara keduanya ketika diatas motor, percuma jika ada percakapan jika jawabannya tidak nyambung.

Mereka sampai di SMA Cendrawasih pukul 06:30 masih ada setengah jam lagi untuk menunggu bel berbunyi. Lisya mengajak David pergi ketaman belakang sekolah untuk menunggu bel, David hanya mengangguk setuju dan berjalan disamping Lisya.

Lisya mengeluarkan earphone didalam sakunya. Lalu memasangkan satu ditelinganya dan satu ditelinga David. Lisya memutarkan lagu 'Rasa Cinta Ini'

Mereka hening beberapa saat sampai akhirnya Lisya melepaskan earphone dari telinga David.

"Vid lo mau tau ga?"

Pertanyaan yang membawa dosa.

"Apa?" tanya David.

"Kemarin gue ngobrol berdua sama Putra, katanya dia suka sama gue!"

"Lo percaya?"

Lisya menautkan alisnya, "ga yakin sih."

"Tapi bisa aja kan Vid, lagian sebelumnya gue belum pernah lihat orang gay!"

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang