bag•12

19 15 5
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Hari demi hari telah berlalu, banyak hal yang Lisya dapatkan. Penolakan langsung dari Arnold, pengakuan Putra kepada Laudia, dan hari ini rencananya dengan David akan dimulai.

Besok adalah hari besar untuk SMA Cendrawasih. Setelah dirapatkan kemarin, hanya siswa dan siswi pilihan yang akan tampil.

Arnold berjalan dengan santai kearah Lisya lalu mengeluarkan uang, "Bayar pentas seni," ujar Arnold datar.

Lisya lalu mengambil uang tersebut dan mencatat nama Arnold di bukunya. Setelah itu Arnold pergi, dan Lisya hanya menatap punggung Arnold yang mulai menghilang.

Seketika penolakan Arnold seminggu yang lalu teringat kembali diotak Lisya.

Flashback on

Lisya sudah siap menghampiri Arnold yang sedang duduk dikantin bersama teman-temannya yaitu Brian dan Alden.

Arnold, Brian, dan Alden sepertinya tengah asik berbicara. Saat Lisya datang pun mereka tetap bergurau.

"Eh Sya," sapa Brian ramah.

Lisya hanya tersenyum membalas sapaan Brian.

"Arnold," panggil Lisya.

Namun tak ada jawaban.

"Arnold," panggil Lisya lagi.

Masih tidak ada jawaban.

"Arnold," ujar Lisya sekali lagi.

"Lo ganggu!" ketus Arnold dengan mata yang masih terfokus kepada ponselnya.

Lisya tidak gampang menyerah. Menyerah tidak ada di kamus Lisya. Mungkin Lisya akan menyerah jika dirinya sudah merasa cape.

"Arnold, gue suka sama lo," ujar Lisya lirih.

Arnold menatap manik mata Lisya dengan datar, "Gue ga suka lo. Lo murahan!"

"Ini perjuangan. Bukan murahan," mungkin disini Lisya masih sabar walaupun Lisya sudah dipermalukan oleh Arnold.

Arnold masih memasang wakah datarnya, "Perjuangan lo ga akan berguna. Karena gue.ga.suka.sama.lo!" Benar-benar penuh penekanan.

"Perjuangkan apa yang pantas diperjuangkan!"

"Lo ngejar gue yang jelas-jelas ga suka sama lo? Itu murahan. Bukan perjuangan!"

Benar-benar menyakitkan.

Flashback off.

Semenjak saat itu, Lisya tidak pernah menyapa Arnold. Lisya tidak mengganggu Arnold dan Lisya tidak pernah berhadapan dengan Arnold. Jika ada Arnold, hal yang pertama Lisya lakukan adalah menghindar.

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang