bag•21

8 4 3
                                    

Ini cerita pertama Author. Maaf jika ada keliru, typo, atau kata kata yang kurang dimengerti.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

-----0o0-----

Seminggu telah berlalu, Lisya kembali kerumahnya karena Eyra sudah pulang study tour. Hari ini minggu, dan Lisya akan mengantarkan David membeli alat tulis untuknya disekolah.

Mungkin orang lain membeli alat tulis baru setelah kenaikan kelas, tetapi David tidak. Lelaki itu memilih membeli alat tulis sekarang, karena jika liburan kenaikan kelas ia akan bosan karena tidak ada alat tulis.

"Sya ada David," ujar Diana dibalik pintu.

Lisya segera turun untuk menemui David dengan senyum mengembang. Sepertinta Lisya sangat semangat untuk pergi bersama David.

"Vid, Ayo!" seru Lisya.

Lion yang sedang berbincang dengan David menatap Lisya sinis, "gangguin orang lagi ngomongin cewek aja lo!" sinis Lion.

Lisya mengulurkan lidahnya tanda meledek, "Biarin. Kan pacar gue," ujar Lisya.

"Bun aku sama David pergi dulu ya," pamit Lisya lalu mencium puncak tangan Diana.

Begitupun dengan David, "Tan! David sama Lisya keluar dulu ya."

Diana hanya mengangguk dan mengucapkan hati-hati kepada dua insan yang sedang berbunga-bunga.

Lisya dan David sampai disalah satu pusat perbelanjaan di Bandung. Sebenarnya tujuan awal hanya membeli alat tulis, tapi niat itu gugur saat Lisya ingin jalan-jalan ke mall.

David tipikal cowok yang sangat malas mendatangi mall, dulu ia akan pergi kesini jika diajak oleh Shafira orang spesial di hatinya. Tetapi sekarang David mau diajak ke mall oleh Lisya, apa Lisya orang spesial dalan hati David?

"Body lotion, body scrub, lipbalm, sama serum gue abis. Mampir ke toko skincare dulu ya," ujar Lisya saat mereka berjalan menelusuri mall.

David hanya mengangguk, ia tidak terlalu paham dengan apa yang Lisya katakan. Tugas David hanya menyetujui Lisya, walaupun ia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Lisya.

Setelah selesai membeli beberapa skincare yang Lisya butuhkan, Mereka berhenti disalah satu toko alat tulis. Mereka mulai memilih-milih apa saja yang mereka butuhkan.

"Vid pulpennya lucu ya kaya gue," ujar Lisya sambil menunjukkan pulpen dihiasi oleh gambar panda.

"Pantesan pipi lo tembem, suka nya panda?" sahut David sambil terkekeh.

Lisya mengerucutkan bibirnya, "padahal gue udah diet." ujar Lisya dengan suara pelan.

Dengan gemas David mencubit pipi Lisya dengan kedua tangannya, "buat apa sih diet? Lo cantik kalau apa adanya."

Lisya mengembangkan senyumnya, rasanya perkataan David sangat membuatnya semangat dan lebih percaya diri.

"Gimana? Action gue udah totalitas?"

MISERABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang