6. ERLAND DITOLAK!

84 9 12
                                    

Re-publish. 23 Mei 2021
Cikelor, Rengasdengklok.

"Dari hujan aku belajar, bahwa jatuh bukan berarti harus menyerah."

ERLAND datang menemui teman-temannya yang tengah asyik menongkrong di kantin pojok, bisa dikatakan mereka sedang bolos.

Brakkk!

Ketiganya kompak terlonjak, mengumpat dalam hati atas apa yang sudah Erland lakukan membuat jantung milik ketiganya hampir saja lepas. Erland ikut duduk dengan mereka, mengambil korek gas yang entah milik siapa di atas meja lalu menatap isinya lamat-lamat.

"Kenapa, nyet?!" tanya Fagan sembari menepuk bahu cowok itu cukup keras, Erland mengalihkan pandangannya dari isi korek gas ke arah Fagan.

Melihat teman-temannya yang kompak merokok, kecuali Cheno yang sibuk main aplikasi tiktok yang marak digunakan itu. Erland pun mengambil satu batang rokok dari bungkusnya yang tergeletak di atas meja. Entah, itu milik siapa? Mungkin, salah satu dari mereka.

"Kenapa lo, Bro, tumben ikutan bolos?"

Kini Clo yang bertanya, setelah melihat cowok itu membakar rokok yang mengapit di antara belahan bibirnya dengan korek gas tadi. Erland tersenyum, lalu kemudian menghisap perlahan rokok itu.

"Pasti masalah Serena, ya?" tebak Fagan, Erland mengangguk yang mana bahwa itu memang betul. "Kenapa lagi emangnya, Bro? Mau minta pendapat kita lagi?" tanya Fagan kembali.

Cheno yang tengah berjoget di depan kamera pun samar-samar menajamkan telinga, tertarik dengan obrolan mereka. Bahkan, sesekali matanya itu melirik ke arah Erland.

Benar-benar kepo, bukan?

"Yoi, gue udah ikutin semua kata-kata lo kemarin, kalo gue itu cowok gentle yang berani ngungkapin perasaannya langsung ke cewek tanpa banyak bacot, tapi apa ... Serena justru malah nggak ber-ekspresi sama sekali, dong, anjir!"

"Itu karena Serena lebih suka gue ketimbang elo, nyet!" sahut Cheno ikut-ikutan, yang mana langsung mendapat hujatan dari teman-temannya.

"Bacot! Kalo lagi joget, ya, joget aja!" ucap Erland, setelah melempari Cheno bungkus rokok yang isinya sudah kosong.

"Ikut-ikutan, lagi! Nggak diajak sama kita juga!" timpal Clo, matanya menatap sinis Cheno yang tengah menulikan telinga dengan cara sibuk ke layar ponsel-yang menampilkan banyak jogetan orang-orang.

"Halu lo ketinggian, Chen! Kalo perasaan Erland aja nggak ada respon, apalagi elo-"

"Pasti langsung dapet respon bagus dari Serena," kata Cheno bangga, memotong ucapan Fagan dengan cepat. Tak butuh waktu lama, ketiganya kompak menyerang perkataan Cheno barusan:

"Idihh, najong!"

Cheno tak mempedulikan itu, ia sendiri langsung sibuk dengan ponselnya yang menampilkan berbagai macam gerakan dengan musik yang berbeda pula. Sedangkan Erland, Fagan, dan Clo kembali ke perbincangan awal sebelum Cheno ikut-ikutan menimpal.

"Pepet terus! Kalo masih nggak ada respon dari tuh cewek, lo terobos ajalah anying!"

"Maksud lo, gue kudu bikin dia hamil gitu?"

"Bukan begitu, bego!" Clo menjitak gemas kepala Erland, membuat cowok itu meringis pelan sambil memegangi kepalanya yang kesakitan. "Maksud gue kalo lo nggak kena balesan dari dia, lo tembak aja tuh si Serena pake kata-kata paksaan. Bahkan, kalo boleh lo ancem aja sekalian!"

My Brother, My Boyfriend [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang