19. KETAHUAN!

39 5 1
                                    

Re-publish. 24 Mei 2021
Cikelor, Rengasdengklok.

“Lelaki sejati itu tugasnya bertanggungjawab, bukan ngebaperin terus habis itu ninggalin.”

MAU lo itu sebenarnya apa, sih, Gan?!”

Dania terlihat begitu marah, membelakangi Fagan yang tampak menyesal. Kepala cowok itu menunduk dalam, memandangi sepatu pantofel hitam miliknya yang mengkilap.

“Apa malam itu lo nggak sadar?!” tanya Dania dengan nada yang begitu lirih, menahan isakan.

“Gue tahu kelakuan lo di luar sana! Gue tahu, Gan!” Fagan mulai melangkahkan kaki mendekati Dania. Kemudian memeluk pinggang ramping cewek itu dari belakang.

Kini keduanya tengah berada di sebuah taman yang sepi akan siswa-sisiwi. Erland yang menyarankan mereka berdua untuk bicara di sini, karena menurut Erland ini itu penting.

“Meski lo dalam keadaan mabuk, gue tahu, lo pasti sadar itu, Gan!” Dania memaksa melepas pelukan lengan berotot biru milik Fagan dari pinggangnya. Namun, malah semakin diper-erat. “Apa salah gue minta lo buat tanggungjawab?!”

Fagan menggelengkan kepala, lalu menyembunyikan wajah tampannya itu di ceruk leher cewek itu. “Gue tau alasan lo kenapa ngotot banget kalo gue itu bukan hamil anak lo!”

“Cukup, Dan! Gue nyesel!”

“Karena lo takut, iya?!” Kepala Fagan menggeleng terus-menerus, menolak semua itu. “Lo takut nggak bakalan bisa menikmati apa yang seharusnya lo nikmati, 'kan?! Lo juga nggak siap buat tanggungjawab karena lo–”

“Aku mau tanggungjawab,” ujar Fagan, memotong cepat perkataan Dania barusan. Lelaki itu melepaskan pelukannya, menyuruh Dania untuk membalikkan badan kemudian Fagan dekap erat-erat. “Aku sayang sama kamu, Dania!”

“Iya, bukan cuma gue aja yang lo sayang, semua cewek juga lo sayang! Gue tahu itu, Gan!” Dania memejamkan matanya, mengingat kembali apa yang sudah Fagan lakukan. “Pacaran sama gue pun, lo juga karena nafsu! Gue tahu!”

“Beda cerita, aku sama kamu itu karena cinta. Bukan karena nafsu! Aku cuma nggak mau kehilangan kamu, Dania!” Dania memukul dada bidang Fagan saat cowok itu hendak kembali mendekapnya. “Aku cinta kamu, Dania!”

“Kamu cinta sama aku, tapi kenapa waktu itu nggak percaya kalau aku hamil anak kamu, ha?!” Kepala Dania menunduk dalam, beberapa detik kemudian ia kembali mendongak.

“Bahkan, dengan tanpa dosanya kamu nuduh aku hamil anak orang lain!” Dania menunduk dada sebelah kiri Fagan dengan nada kesal. “Kamu-ngatain-aku-MURAHAN!”

Fagan menundukkan kepala, membiarkan tubuhnya dipukuli oleh Dania sekuat tenaga. “Kamu jahat! Padahal sebenarnya kamu tahu, aku melakukan itu karena dipaksa sama kamu!”

“Aku nggak semurah itu. Kamu yang maksa aku, meski aku udah nolak berkali-kali, tapi kamu tetep aja maksa aku buat mau nurutin apa kata kamu!” Dania berucap lirih, masih memukuli Fagan dengan sekuat mungkin. “Aku nggak tahu kamu waktu itu dalam keadaan sadar apa enggak, tapi yang pasti aku bener-bener hamil anak kamu!”

“Aku nggak melakukannya dengan cowok manapun selain kamu! Cuma kamu! Terserah, kamu mau percaya atau nggak sama aku!” Fagan bungkam, langsung menarik tubuh Dania ke dalam pelukannya tanpa kata-kata.

“Aku percaya! Aku percaya sama kamu, Dania. Aku melakukannya karena aku cinta! Aku cinta sama kamu, aku nggak mau kehilangan kamu!” ungkap Fagan dengan nada yang setengah membentak. Dania diam.

My Brother, My Boyfriend [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang