30. CHENO KENA TOLAK!

21 3 0
                                    

Re-publish. 27 Mei 2021
Cikelor, Rengasdengklok.

“Kenapa harus takdir yang memisahkan kita? Apa tidak ada cara lain untuk kita bisa hidup bahagia bersama?”

“GAN, 'kan lo udah nikah sama Dania.” Fagan mengangguki kepala. “Berarti lo bakalan jadi si Bima, dong!?” Halis Fagan mencuram heran. Boro-boro jadi Bima, kenal juga kagak.

“Bima siapa dongo?”

“Angga Yunanda,” jawab Cheno seraya mengambil gorengan tahu di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Angga Yunanda,” jawab Cheno seraya mengambil gorengan tahu di atas meja. Kelihatan sangat lapar. Apalagi tadi pagi malah diberi sarapan soal matematika pada kelas pertama.

Bukannya kenyang, ini malah mual satu kelas.

“Lah, sejak kapan dia ganti nama jadi Bima?” tanya Fagan penuh keheranan seraya ikut mengambil gorengan di atas meja, dengan kaki di angkat ke atas bak pangeran ....

Pangeran katak.

“Lo nyimeng?” tuding Clo sembarangan.

Fagan tertawa. “Kagaklah!”

“Habis orang setres diladenin.”

“Eh, Clo, Gan. Itu si Erland kenapa, dah?” bisik Cheno pada Fagan dan Clo yang bingung melihat Erland sedari tadi diam sambil memutar-mutar sedotan pada cup ice cokelatnya itu.

“Kiw!”

Cheno menyenggol sikut Fagan dengan sengaja karena tak mendapat respon apapun dari keduanya. Untung saja Fagan tidak tersedak air minuman. Kalau sampai, habis itu cowok.

“Clo?” panggil Cheno, lalu mengkode apakah ia tahu kenapa Erland sedari tadi diam. Clo mengedikan bahu, tidak menahu.

“Kalo lo tahu, Gan?” alih cowok itu pada Fagan dengan halis yang terangkat sebelah. Fagan juga sama, mengedikan bahu.

“Yeh, goblok!” umpat Cheno menjitak kepala cowok itu.

Fagan menyengat, menatap Cheno tajam. “Bangsat! Kagak tahu gue, Chen, tanya aja sendiri!” kata Fagan, tak teman.

“Biasa aja nggak usah nyolot gitu ngomongnya!”

“Iye, ye!” angguk Fagan bernada lagu ‘Power Up’ dari Red Velvet. Cheno memutar bola mata jengah, sedangkan Clo menggelengkan kepala sembari memijit pelipisnya. “Iye!”

“Setres!” umpat Clo, terkekeh.

Persetan dengan Fagan. Cheno memilih untuk menyentuh pundak Erland, lalu menepuknya dengan pelan-pelan. “Are you okay?” tanya cowok itu dengan kening mengkerut.

Erland tak menjawab, melainkan hanya menoleh ke arah Cheno sekilas. “Lo lagi sakit?” Cheno lalu menempelkan tangannya di dahi Erland yang tak terasa suhu panas.

My Brother, My Boyfriend [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang