Bab 1

1.3K 147 135
                                    

Anjayani, niatnya mau besok cuma aku gemes mau up. Ya, udahlah, tak keluarin semuanya. Hayee.

Inget, simpan di Library, tekan tombol bintang, share ke mana aja dah semau kalian, terus komen deh ye. Allendra siap dimaki. Hahaha.

"Kamu yakin mau menemuinya hari ini, Sso? Allendra baru saja kembali, mungkin dia akan terkejut jika kamu langsung muncul dan mengabari kehamilanmu," ujar ibu So Eun mengingatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu yakin mau menemuinya hari ini, Sso? Allendra baru saja kembali, mungkin dia akan terkejut jika kamu langsung muncul dan mengabari kehamilanmu," ujar ibu So Eun mengingatkan.

Bukannya ia tak mau mendukung usaha putrinya, ibu So Eun hanya khawatir terjadi sesuatu yang tak diharapkan. Kondisi saat ini benar-benar rumit, ibu So Eun sangsi Allendra bisa paham dan menerima semuanya di saat dia tidak mengingat apa-apa.

"Aku hanya ingin melihatnya dari jauh, Bu. Enam bulan aku menunggu dan bertanya-tanya kapan kesempatanku tiba untuk melihatnya secara langsung. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini."

"Ayah mengerti, tapi kamu juga harus ingat kondisi kesehatanmu. Jangan terlalu capek, kehamilanmu sangat rentan. Ayah tidak ingin kau stres seperti waktu itu sampai menyebabkan pendarahan."

Di awal kehamilan So Eun bertepatan dengan proses pengobatan Allendra. Dia mengalami stres berat karena memikirkan ini dan itu, takut jika Allendra tidak selamat, khawatir jika anaknya akan lahir tanpa sempat melihat papanya. Bisa dibilang dua tiga bulan pertama kehamilan adalah masa terberat yang harus dilalui wanita itu. Setiap pagi dia mengalami morning sickness, pola makan tidak teratur, waktu tidur berantakan, dan beban pikiran yang teramat menyiksanya. Apalagi setelah tahu kondisi Allendra yang mengalami amnesia total. Tekanan batin yang dialaminya nyaris membuat So Eun kehilangan hadiah terindah yang dititipkan Allendra padanya.

So Eun sudah berhenti mengajar di SMA Sevit sejak ia mengetahui tentang kehamilannya. Alasannya bukan hanya itu, So Eun merasa dirinya sudah tidak pantas lagi menyandang gelar sebagai guru di saat dia saja tak bisa menggurui dirinya sendiri. Wanita itu merasa putus asa dengan apa yang dialaminya. Dia tidak bisa membagi perhatian untuk hal lain. Masalahnya saja sudah sangat banyak.

Beruntung kedua orang tua So Eun sangat pengertian dan bisa menerima kondisi putri mereka tanpa menghakimi sekali pun jelas ada kecewa yang sukar dihindarkan. Mengetahui putri mereka hamil di luar nikah merupakan tamparan keras bagi kedua orang tua So Eun. Mungkin bagi keluarga lain, hal itu masih dianggap wajar atau biasa tapi tidak dengan keluarga mereka. Meskipun begitu, sekesal apa pun amarahnya, ayah So Eun berupaya untuk bersikap bijaksana.

Dia bersedia menerima penjelasan So Eun dari mulai siapa ayah dari anak yang dikandung So Eun sampai pada kejadian malam tragis itu. Semuanya So Eun ceritakan tanpa terkecuali. Termasuk tentang tetangga mereka--Mark yang tak disangka memiliki niat busuk pada So Eun. Saat ini Mark sedang menjalani masa hukumannya di penjara atas beberapa kasus persekongkolannya dengan Alexander Montgomery. Kedua orang tua Mark sangat malu atas kelakuan anaknya terhadap So Eun. Mereka langsung memohon maaf pada So Eun sekeluarga kemudian pindah rumah karena tak kuasa menanggung beban moral yang disebabkan putra semata wayang mereka.

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang