Bab 7

894 111 118
                                    

Zona Alliam only, yang anti pasangan ini bebas skip.

Semua penduduk bumi sepakat bahwa menunggu adalah hal paling menyebalkan berapapun waktu yang dibutuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua penduduk bumi sepakat bahwa menunggu adalah hal paling menyebalkan berapapun waktu yang dibutuhkan. Entah sebentar atau lama, rasanya tidak ada orang yang mau menunggu jika tak diharuskan. Alena sudah satu jam lebih duduk dikursi bata yang melingkari sebuah pohon besar nan rindang di kawasan kampus Liam. Gadis itu tidak tahu pasti apa nama area tersebut, yang Alena yakini tempat itu adalah titik cukup populer di kalangan penduduk kampus tersebut untuk nongkrong-nongkrong atau digunakan sebagai tempat belajar pun cukup asyik.

Tidak banyak yang gadis itu lakukan selama menanti Liam menyelesaikan tugas kelompoknya. Alena hanya duduk menikmati pemandangan sekitar yang ramai oleh lalu lalang orang-orang. Terkadang gadis itu tersenyum ketika melihat ada sekumpulan orang sedang bercanda dengan teman-temannya. Tawa mereka seperti virus yang juga menarik hati Alena untuk ikut tersenyum meski ia tak tahu apa yang sedang dibicarakan. Sesekali Alena juga melihat kegiatan Liam di gazebo, lelaki itu tampak serius berdiskusi dengan teman-temannya. Sera yang izin ke toilet tak kunjung menampakkan diri, entah ke mana larinya anak itu sampai menghilang satu jam lamanya.

"Liam," panggil salah seorang teman Liam.

"Ya?"

"Kuperhatikan sejak tadi gadis yang duduk di bawah pohon itu melihat ke arahmu terus, kau mengenalnya?"

Liam menoleh ke arah Alena, dia melihat gadis itu tengah mengembungkan pipi sambil menunduk memainkan ponsel. Sepertinya Alena mulai mengalami titik jenuh dalam penantiannya.

"Oh, iya kenal."

"Hampir satu jam dia duduk di sana, apa dia menunggumu?" sahut teman Liam yang lain.

"Mm, mungkin."

"Hei, kurang ajar sekali kau jadi lelaki. Gadis secantik itu kau anggurkan sendiri. Kasihan."

"Aku sedang menghukumnya."

"Menghukum, kenapa kau hukum dia, apa salahnya?"

"Karena dia juga sudah membuatku menunggu lama."

"Wahhh, rupanya seperti itu hubungan di antara kalian. Liam sudah tidak sendiri guys, umumkan di aula, biar satu fakultas nangis darah," kelakar seorang lelaki berkacamata yang tampak sangat jenaka dibanding yang lainnya.

Kontan saja hal itu membuat kawan-kawan Liam yang lain tertawa sedangkan para gadis yang tergabung di kelompoknya mendadak bermuka masam. Sudah bukan rahasia lagi bahwa popularitas Liam di kampus tersebut cukup diakui sekali pun lelaki itu baru bergabung di sana. Jajaran kakak tingkat hits juga sudah mulai menaruh perhatian pada Liam sejak masa ospek dimulai. Boleh dikatakan Liam adalah salah satu mahasiswa yang langsung jadi buah bibir semua orang di awal dia mengenalkan diri.

Terlebih saat itu, dia dinobatkan sebagai mahasiswa baru teladan yang menjadi teladan karena dari berbagai aspek penilaian semasa ospek, lelaki itu mendapat nilai sempurna. Baik nilai kehadiran, disiplin, keaktifan, dan kreativitasnya. Jiwa kepemimpinan yang begitu kuat dalam diri Liam terlihat oleh teman-teman barunya bahkan di pertemuan pertama. Tidak heran dia juga didapuk sebagai ketua di kelompok ospeknya.

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang