Bab 6

895 130 179
                                    

Nyaris 4000 kata, nih, serang lagi yaaa...

"Sera, sebaiknya kita jangan main ke sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sera, sebaiknya kita jangan main ke sini. Ke tempat lain saja," ungkap Alena menyuarakan rasa keberatan saat Sera memaksanya mengunjungi kampus Liam pagi ini.

Ini akhir pekan, Sera sudah libur sekolah dan sesuai ucapan Alena kemarin sekarang ini Sera sedang menagih janji Alena untuk bermain di luar jam sekolah. Tadi mereka sudah izin pada Allendra dan pria itu mengizinkan dengan catatannya pulangnya jangan terlalu malam. Kedua gadis itu setuju dan berjanji akan pulang tepat waktu.

"Tidak apa-apa, Kak, kampusnya terbuka untuk umum, kok. Aku juga sering main di wilayah kampus ini. Selain itu, kata kak Liam banyak juga kok orang-orang yang mengunjungi perpustakaan di kampus ini."

"Ya, tapi kan kita tidak akan ke perpustakaan. Kamu bilang tadi mau makan."

"Makanan di kafetaria sini juga enak-enak, Kak. Aku pernah mencobanya. Sudah, jangan ragu, mau ketemu pacarnya, kan?"

"Memangnya dia ada?"

"Dijamin ada, profesinya masih jadi kuncen, kok. Cuma naik level saja dari kuncen sekolah terus jadi kuncen kampus. Nanti pas nikah ganti lagi jadi kuncen hati kakak, ha ha ha."

"Seraaa," Alena memperingatkan agar juniornya itu tidak tertawa berlebihan di tempat umum.

"He he, maaf kelepasan. Yuk, kita langsung saja ke perpustakaan. Tadi aku chat katanya kak Liam sedang di sana. Gila ya itu orang, akhir pekan saja masih semedi di perpus. Apa asyiknya?"

Sera menarik lengan Alena untuk melanjutkan perjalanan. Seperti biasa,  jika Sera sudah berkehendak maka siapa pun harus bersikap sesuai kehendak Sera. Jika ada yang menolak, ya dia paksa. Beruntung Alena yang sekarang tidak pembangkang seperti Alena yang dulu. Sera merasa Alena jadi lebih penyabar, selalu mengalah, dan lebih bijaksana. Sera tidak perlu ngotot dan perang urat syaraf untuk meminta Alena melakukan sesuatu. Intinya dia semakin suka Alena yang sekarang.

Perpustakaan kampus Liam terletak di samping gedung aula yang tak kalah luas dari lapangan utama SMA Sevit. Kedua gadis itu memberikan kartu tanda pengenal kepada petugas kantor depan untuk ditukar dengan kartu pengunjung agar mereka bisa memasuki area perpustakaan. Tempat tersebut dibagi jadi beberapa titik, area yang bisa dikunjungi pengunjung non mahasiswa ada di lantai satu sedangkan area lantai dua khusus untuk para mahasiswa kampus itu saja dan tidak ada pengunjung luar yang diizinkan masuk ke sana.

Sera mengeluarkan ponsel, menanyakan keberadaan Liam ada di sebelah mana. Jika ada di lantai dua maka gadis itu akan menyuruh kakak sepupunya untuk turun ke lantai satu.  Balasan yang didapat Sera memberitahukan bahwa Liam ada di lantai satu, di kursi dekat jendela yang ada di area rak buku sains dan ilmu kedokteran. Sera segera menarik tangan Alena lagi untuk menghampiri Liam di tempat semedinya. Setelah mencari kurang lebih lima menit, akhirnya kedua gadis itu menemukan sosok Liam yang berkacamata sedang membuka lembar demi lembar buku tebal. Mungkin itu adalah buku keramat para anak kedokteran. Melihat ketebalannya saja kepala Sera langsung berkunang-kunang.

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang