Bab 2

847 139 143
                                    

Bab ini yang kalian tunggu
Nah, kalau yang aku tunggu adalah:
* Vote
* Comment
* Share

Huhu, mangatss pagi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu wajah langit tampak berseri biru, terpercik semburat merah kekuningan yang membentuk gradasi maha indah untuk ditatap berlama-lama dalam damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu wajah langit tampak berseri biru, terpercik semburat merah kekuningan yang membentuk gradasi maha indah untuk ditatap berlama-lama dalam damai. Siur angin ringan mengelus hati yang memang menantikan kehadirannya sejak geming memeluk sepi ini dimulai.

Dia duduk seorang diri, hanya ditemani buku bersampul merah jambu dan sebuah ponsel yang dia simpan di atas meja kaca, tepat di hadapannya. Dalam perenungan itu, angannya mengangkasa--keluar dari batas-batas yang dia gurat sendiri enam bulan terakhir. Si dia ini tidak terlalu pandai meraba perasaan, atau ... bisa jadi dia mengerti hanya saja enggan mengakui.

Tangannya bergerak tangkas menukar posisi buku dengan ponsel. Membuka galeri foto di ponsel terdahulu, ponsel yang dibiarkan mati sejak ia memutuskan pergi tanpa permisi dari orang-orang yang memberikan dunianya warna-warni. Itu adalah masa paling menyenangkan dan mengherankan yang dia lalui. Meski tak benar-benar menuntas masa itu sampai akhir bersama orang-orang baik itu, Alena tetap bahagia karena memiliki kenangan indah masa SMA walau sedikit.

Dari sekian banyak foto yang dilihat Alena, ada satu foto yang mendapat perhatian lebih gadis itu. Dia bahkan masih ingat tragedi di balik pengambilan fotonya dan Liam yang tampak sangat intim. Di dalam foto itu terlihat Liam tanpa ragu merangkul Alena dan menempelkan pelipisnya pada kepala Alena. Foto itu diambil di hari yang sama ketika Liam mengklaim Alena sebagai kekasihnya. Gadis itu bahkan masih ingat betul apa yang dikatakan Liam pada Sera dan Beni yang tampak heboh ketika melihat mereka berdua keluar dari ruangan yang sama.

"Anjir si Liam bener-bener, ya, sudah kubilang jangan main belakang. Yang fair kalau mau saingan. Apa yang kau lakukan di dalam sana sampai pipi Alena merah tomat begitu?"

"Ha ha ha, ciyeee ketahuan, kalian sudah jadian, kan?" tebak Sera asal.

"Hah! Serius, Len? Pasti bohong kan? Kau tidak mungkin pacaran dengan manusia es ini kan, Alena?" heboh Beni tampak tidak siap menerima kekalahan.

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang