Bab 20 (End)

1.9K 129 86
                                    

"Vincent, Natasha sudah kembali ke Inggris," ujar So Eun berusaha bicara dengan sangat hati-hati.

Matanya setia menanti reaksi pria yang baru datang dengan sekantung makanan pesanannya.

"Iya, terus hubungannya denganku?"

"Kau tidak mengucapkan selamat tinggal atau apa gitu padanya?"

"Sudah."

"Apa yang kau maksud hari di mana dia menciummu?"

"Kau tau dari mana?" kaget Vincent, tampak tidak menyangka So Eun mengetahui rahasia itu.

"Natasha cerita padaku, katanya dia menciummu. Tapi itu kan sudah sangat lama, ada tiga bulan yang lalu."

"Sama saja."

Setelah mengatakan itu, Vincent mengambil minuman yang disajikan pelayan keluarga Spancer. Menyesap aroma dengan hidungnya terlebih dahulu lantas meneguknya secara perlahan.

"Bagaimana bisa kau berbicara sejahat itu?"

"Jahat apanya?"

"Natasha tulus menyukaimu, Vin."

"Tapi aku menyukai gadis lain."

"Gadis yang kau sukai sudah jadi istri orang!" tekan So Eun dengan nada tinggi, sesaat kemudian dia mengembuskan napas berat.

Vincent mengalihkan pandangan ke arah lain, satu fakta yang So Eun sebutkan memang menyakitkan. Pria itu tak sanggup berkata-kata, ingatannya sudah terlalu jauh tenggelam dalam bayang-bayang perempuan itu. Dia yang gagal Vincent dapatkan karena kalah cepat dari laki-laki lain. Mungkin pria itu terbilang jarang memublikasikan perasaannya pada orang-orang. Bahkan pada So Eun sekalipun, Vincent masih memilih apa-apa yang harus ia bagi dengan wanita itu dan apa yang hanya boleh ia genggam sendiri.

Kali ini Vincent sedikit menyesali keputusannya bercerita tentang perasaannya pada So Eun. Wanita itu jadi banyak ikut campur, mengungkit hal-hal sensitif yang membuat dada Vincent sesak meski ia tahu tujuan So Eun demi kebaikannya. Kalau bukan karena wanita itu yang mendesak Vincent untuk menerima cinta Natasha, mungkin Vincent tidak akan sampai menceritakan kisah cintanya yang harus dikandaskan keadaan.

So Eun selalu mengatakan bahwa cinta bisa datang karena terbiasa, berharap Vincent mau mengikuti sarannya untuk segera move on dan memulai hubungan baru dengan Natasha tapi perasaan Vincent tidak bisa dipaksakan. Dia belum mau membuka hati atau terlibat asmara dengan orang lain dulu. Pria itu hanya perlu jeda untuk menumpas habis semua harapan yang telanjur mengakar jauh dalam hatinya. Perempuan itu adalah alasan yang membuat Vincent mati-matian mendapatkan kehidupan yang layak. Dia ingin memberikan masa depan terbaik pada perempuan itu dengan memenuhi semua kebutuhannya baik lahir maupun batin. Vincent sudah mendapatkan apa yang dia butuhkan, sayangnya sekarang perempuan impiannya itu sudah jadi milik orang lain.

"Ck, sudahlah jangan membahas hal itu. Kau memanggilku hanya untuk menceramahiku?"

"Bukan begitu Vincent, aku hanya ingin kau melanjutkan hidupmu dengan bahagia."

"Dih, menggelikan sekali mendengarmu bicara begitu. Memangnya aku terlihat menyedihkan di matamu, hah?"

"Ya, tidak juga tapi karena aku tahu masalahmu, aku jadi terus merasa tidak enak padamu. Perasaan ini sangat mengganggu karena aku tidak bisa lepas menindasmu."

"Wahhh, dasar teman laknat. Kau berempati padaku juga ada maksud terselubungnya ternyata. Hih, menyeramkan."

Vincent si raja ekspresi, dia pandai mengubah suasan canggung menjadi cair.

"Aku serius soal Natasha, Vin."

"Aku juga serius tidak suka padanya, Sso."

"Kenapa?"

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang