Bab 4

749 130 131
                                    

"Maaf ya, Ibu merepotkanmu, Len," ujar So Eun setelah dia sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf ya, Ibu merepotkanmu, Len," ujar So Eun setelah dia sadar.

Alena yang duduk di bibir ranjangnya membalas perkataan So Eun dengan senyuman. Ada gurat miris di mata gadis itu melihat kondisi So Eun sekarang. Dia tidak tega dengan fakta gurunya harus berjuang sendiri di tengah kehamilannya. Di saat perempuan lain mendapat limpahan kasih dari suami mereka ketika hamil, So Eun justru terabaikan begitu saja oleh pria yang dia cinta.

"Kenapa ibu harus mengikutinya selama itu? Harusnya tadi langsung pulang saja. Kondisi kehamilan ibu itu sangat rentan, jangan terlalu capek apalagi stres. Dengar tidak tadi apa kata dokter? Ibu terlalu banyak pikiran."

Ada perasaan senang yang menyelinap di tengah kesedihan So Eun. Dulu, dia selalu berharap agar Alena bisa menerimanya dan mereka menjadi teman akrab namun hal itu tidak pernah terjadi karena Alena selalu menutup diri. Keadaan berbalik sekarang, gadis itu terlihat sangat perhatian pada So Eun.

"Bagaimana ibu bisa pulang, Len, ibu hanya tidak ingin dihantui rasa penasaran makanya ibu terus mengikuti kakakmu. Apa kamu mengenal perempuan yang jalan bersamanya tadi?"

"Tidak terlalu kenal, hanya saja kami pernah bertemu beberapa kali di London. Dia adalah putri dari salah seorang dokter di rumah sakit tempat kak Allendra dirawat. Namanya Natasha, dia dan kak Allendra bertemu di rumah sakit dan mereka sering mengobrol jika bertemu. Sejak saat itu keduanya memutuskan berteman. Aku tidak tahu kalau dia datang ke sini dan mengajak jalan kak Allendra."

"Apa mereka saling jatuh cinta?" dengan berat hati So Eun menanyakan hal itu pada Alena.

"Sepertinya tidak, kak Allendra hanya menganggap dia teman biasa. Natasha adalah teman pertama yang kak Allendra punya setelah amnesia."

"Tapi ibu merasa Natasha memiliki perasaan yang lebih dari teman kepada kakakmu."

Nada bicara So Eun menyiratkan rasa tidak rela yang besar, Alena iba melihatnya.

"Ibu harus percaya kalau hati kak Allendra tidak akan ke mana-mana."

"Kamu semakin dewasa, Len, ibu senang."

Alena mengamit tangan kanan So Eun lalu menggenggamnya dan disimpan di pangkuan gadis itu.

"Pohon yang pernah diterpa badai besar tidak akan tumbang hanya karena gerimis datang. Kakak sudah melewati banyak hal yang lebih sulit dari ini, bertahan sebentar lagi, ya. Aku yakin kakak bisa."

So Eun menatap Alena kaget, selain karena kata-kata penyemangatnya, wanita hamil itu juga kaget karena tiba-tiba saja Alena mengubah panggilan dari "Ibu" menjadi "kakak". Apa dia tidak salah dengar?

"Kamu memanggil ibu apa barusan?"

"Kakak, boleh, kan, aku memanggilmu seperti itu? Lagi pula sekarang kak So Eun juga sudah bukan guruku."

So Eun dan Alena saling membalas senyum, kehadiran Alena sedikit banyak memberi hiburan tersendiri pada So Eun.

"Terima kasih, ya, Len."

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang