Bab 17

1.2K 125 80
                                    

Bab 18 aku unpublish guys, maaf, aku kira bab 17 udah up ternyata belum.  Maksih ya ninayaaaa  udah ngasih tauuu hehe❤

Enjoyyyy

***

Dering ponsel berbunyi, menarik Liam untuk menghentikan aktivitasnya sejenak yang tadi sedang sibuk mencarikan buku latihan soal tes masuk universitas negeri untuk kekasihnya. Lelaki itu menjawab panggilan dari seorang wanita tepat di samping Alena, tidak ragu apalagi sungkan. Liam malah sangat ingin Alena mendengarkan percakapan ini.

"Iya, Bu?"

"Kamu tadi ke rumah?"

"Mm, kenapa memang?"

"Ah, tidak, Ibu kaget karena motor kamu tidak ada di garasi."

"Maaf, tadi tidak sempat izin tapi aku sudah bilang pada Sera."

"Sera tidak bilang pada Ibu, dia juga sedang tidak di rumah."

"Ke mana?"

Alena sesekali mencuri dengar percakapan Liam dan ibunya, gadis itu mengambil asal buku dari rak hanya untuk Pura-pura membacanya agar tidak terlalu kentara menguping.

"Ibu kurang tahu, kamu lagi di mana, sama siapa?"

"Di toko buku sama teman."

Jawaban Liam yang singkat itu menarik cepat perhatian Alena yang sudah tidak peduli lagi jika Liam mendapatinya menatap lelaki itu dengan mata melebar.

Liam menjauhkan ponselnya lantas menatap Alena penuh tanya, "Kenapa?" tanya lelaki itu.

"Teman?" pertanyaan Alena itu seperti menuntut penjelasan.

"Iya teman, memangnya apa?"

"Aku kan pacar kamu."

"Hah, bagaimana?"

"Aku pacar kamu!" tegas Alena dengan suara sedikit nyaring.

Senyum usil terbit dengan terang, "Dengar kan, Bu? Aku tutup dulu ya."

"Ha ha dasar Liam, ya sudah sana pacaran!"

Sadar baru saja dipermainkan Alena menatap Liam jengkel namun setelahnya ia tertular senyum Liam yang tampak puas setelah berhasil mengusilinya di depan sang ibu.

"Nyebelin," gumam Alena pura-pura ngambek lalu ia kembali fokus mencari buku.

"Aku tidak punya pilihan, habis dari tadi kamu irit sekali bicaranya. Aku bingung mencari topik."

"Kamu pikir aku tidak bingung?"

"Aneh, padahal kalau chatting lancar, ya? Apa karena hubungannya masih baru jadi begini?" Liam bosan terjebak dalam keheningan yang panjang saat bersama Alena.

Mereka ini memang pasangan yang lucu, ketika ada topik menarik, keduanya bisa begitu serius berdiskusi sampai berpuluh-puluh menit, tapi sekalinya tidak ada topik maka keduanya akan sama-sama membatu. Hilang arah, bingung mau membahas topik apa, seperti orang yang baru kenal.

"Mana kutahu, aku belum pernah pacaran. Harusnya kamu lebih paham karena sudah berpengalaman."

"Mm, begitu, ya? Tapi ini juga pengalaman pertamaku pacaran dengan gadis yang super irit bicara. Sikapku memang begini dari dulu, biasanya pasanganku yang cerewet membahas ini dan itu jadi aku tidak pernah merasa kehilangan topik karena terus dipancing. Perlu kamu tahu, aku jadi banyak omong setelah mengenalmu. Kalau Beni ada di sini, mungkin dia sedang menertawakan atau mungkin mengejekku sekarang."

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang