Bab 3

747 128 97
                                    

Maaf ya tadi gak sengaja ke update, he he. Ini aku up ulang part 3 nya. Jangan lupa apaaaa?

Vincent dan guru-guru yang lain sudah di briefing untuk berkumpul di di gedung perpustakaan baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vincent dan guru-guru yang lain sudah di briefing untuk berkumpul di di gedung perpustakaan baru. Acara peresmian dan gunting pita akan segera dilaksanakan karena pihak Allendra sudah tiba di area SMA Sevit dan hendak menuju tempat acara. Vincent berjalan gagah bersama jajaran guru yang lain, ia mengobrol asyik membahas ini, membahas itu dengan para guru. Di tengah perjalanan, sayup-sayup dia mendengar sebuah suara membisikan namanya. Bisikan itu terdengar sangat menyeramkan, bulu kuduk Vincent nyaris berdiri. Pria itu celingukan mencari sumber suara untuk memastikan apa itu bisikan orang atau setan penunggu sekolah.

Mata pria itu menemukan sesosok orang aneh tengah menempel pada pilar besar di depan sana yang hendak dilalui rombongan guru. Pandangan ditajamkan, Vincent melakukan pemindaian jarak jauh. Menyapu sosok itu dari ujung kaki sampai kepala dengan atensinya. Radar di kepalanya menangkap cepat informasi berdasarkan hasil identifikasi kilatnya terhadap orang itu.

Orang yang berbisik memanggil nama Vincent adalah seorang perempuan. Mengenakan pakaian terusan warna biru yang dibalut mantel cokelat tua. Kepalanya tertutup kain bermotif bunga yang ujungnya dililitkan pada permukaan dagu. Wajah kecil perempuan itu nyaris tertutup oleh kacamata hitam besar yang dia kenakan. Vincent menganga takjub di tempatnya.

"Shuut, Vincent, sini!"

"Betina hamil itu benar-benar," gumam Vincent lalu melambatkan langkah dan membiarkan teman-temannya berjalan lebih dulu.

"Kau ini lemot sekali, dari tadi aku panggil juga."

"Wahhh ... Kau sungguh di luar dugaan, Park So Eun. Kupikir tadi aku melihat badut dari mana sampai bisa nyasar ke sekolah."

Plak!

Lengan Vincent ditampar, keras sekali.

"Kenapa kau memukulku?!"

"Kau pantas mendapatkannya."

"Lagian kau ini apa-apaan, sih, berdandan seperti badut begini. Memalukan sekali, aku malas mengakuimu sebagai temanku."

"Ini bagian dari penyamaranku, bagaimana pun di sini aku cukup terkenal. Aku berdandan seperti ini agar tidak menjadi pusat perhatian."

"Penyamaranmu gagal total. Penampilan seperti ini justru terlihat sangat mencolok, bodoh! Harggh, aku tidak percaya orang sepertimu pernah jadi guru."

"Sudah diam, nanti aku akan menunggu di kantin. Setelah acara peresmian selesai kau bawa Allendra ke atap, ya."

"Jangan main di ataplah, kau tidak trauma gitu?"

"Oh, iya, aku bawa dia ke mana?"

"Ajak dia ke kafe seberang saja. Kalian sering makan siang di sana, kan, dulu?"

"Ah, benar, oke di sana saja."

"Tapi bagaimana cara membawanya ke sana? Dia kan pasti lupa juga padaku. Masa iya aku yang bukan siapa-siapa tiba-tiba menyuruh petinggi sepertinya menemuiku. Tidak etis sekali."

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang