Bab 15

904 102 35
                                    

Vincent memainkan sepatu kulitnya dengan menendang-nendang dedaunan yang turun tepat di kakinya. Pria itu duduk di sebuah kursi panjang, di atasnya terdapat daun rimbun dari pohon besar di belakang tubuhnya. Taman ini cukup ramai saat sore hari, terdapat orang tua dan anak yang asyik jalan-jalan, muda-mudi yang ngobrol-ngobrol santai, dan ada pula pasangan yang sedang merajut romansa dengan indahnya. Saat ini Vincent masih sendiri namun tak lama lagi seseorang akan menemuinya di sana.

Semua sudah berakhir, kegilaan dan kenekatan yang Vincent buat harus segera diakhiri. Dia ingin mengakui semuanya pada orang itu dan meminta maaf dengan tulus atas semua kepalsuan yang sudah dia tebar. Mata tajam Vincent berkeliling memindai sekitar, sampailah manik itu menangkap sosok perempuan cantik dengan gaya casual-nya sedang melenggang cantik dan melempar senyum padanya meski jarak mereka masih jauh. Vincent segera bangkit, menanti dengan senyum kesopanan yang tidak kalah lebar dari apa yang perempuan itu berikan.

"Lama menunggu, Vin?" tanya Natasha begitu dia sampai.

Vincent menggeleng lalu mempersilakan Natasha duduk.

"Ini, aku membelinya tadi saat dalam perjalanan menuju ke sini. Semoga kamu suka rasanya," tutur Natasha seraya memberikan sebuah cup besar berisi minuman dingin rasa susu pisang.

"Terima kasih, padahal aku yang mengajakmu ke sini tapi malah kamu yang repot membawakan minuman."

"Tidak apa-apa, sekalian lewat juga. Lagian tadi aku tiba-tiba haus sekali jadi kusempatkan membeli minuman ini."

Vincent tersenyum tipis lalu langsung meneguk minuman dingin itu.

"Bagaimana rasanya?"

"Enak."

"Syukurlah kalau kamu suka."

Keduanya lalu terbuai dalam hening yang lumayan panjang. Sibuk memperhatikan seorang anak laki-laki kisaran usia lima tahun yang sedang saling mengejar dengan temannya di depan sana. Di samping area bermain itu tampak dua perempuan yang sepertinya ibu dari anak-anak itu.

"Sebentar lagi So Eun akan menjadi Ibu dan mungkin anaknya dan Al akan selucu mereka," komentar Natasha sambil tersenyum membayangkan hal tersebut.

Vincent menoleh pada Natasha sambil menaikkan alis, dia berujar, "Kamu tidak marah dengan keadaan ini, Nath?"

Natasha balas menatap Vincent dengan ekspresi heran.

"Marah untuk apa?"

"Untuk segalanya, aku dan So Eun sudah mempermainkanmu. Kami menjebakmu dalam permainan gila ini. Kami berniat menjuhkanmu dari tuan Spancer."

"Sedikit kecewa tentunya ada, tapi aku tidak marah. Lagi pula sejak awal aku juga bisa merasakan bahwa Allendra tidak memiliki perasaan spesial padaku. Dia baik karena memang seperti itulah sifatnya. Memang aku saja yang terlalu berharap tanpa tahu kalau ternyata dia sudah memiliki calon istri. Harusnya aku yang minta maaf pada So Eun karena berniat mendekati ayah dari anaknya."

Vincent bingung, kenapa di dunia ini ada wanita sebaik Natasha? Jika dia jadi Allendra dan So Eun tidak hamil, sepertinya Natasha lebih recomended untuk dipilih jadi pasangan hidup. Katakanlah Vincent gila karena berani berpikir seperti ini. Kalau So Eun tahu, dia pasti sudah tinggal nama saja.

"Kamu tidak salah, lagi pula siapa yang bisa menolak perasaan suka? Rasa itu tumbuh dengan sendirinya tanpa diminta atau tanpa bisa kita atur. Memang hakikat tuan Spancer disukai banyak wanita, wajar kalau kamj menjadi salah satunya."

"Kamu benar Vin, ah ya, omong-omong aku sangat iri pada So Eun karena dia memiliki sahabat sepertimu."

"Aku?"

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang