Bab 10

1K 144 153
                                    


Aku lagi baik, mariiii sini👀

Halo, untuk kamu yang sedang berbahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, untuk kamu yang sedang berbahagia. Maaf, boleh kuusik waktumu sebentar? Tidak akan lama, aku janji. Aku juga tidak yakin bisa menulis surat terlalu panjang sambil membayangkan wajahmu. Kamu tahu, untuk saat ini hal itu sungguh menyakitkan.

Kamu sering mendapat sapaku setiap waktu, bukan? Sekarang aku mau mengabarkan bahwa surat ini adalah sapa terakhirku untukmu. Bagaimana, kamu senang?

Setelah malam itu aku sadar bahwa masa lalu tidak sama dengan masa depan. Bahwa aku dan kamu mungkin tak diciptakan untuk saling bergandengan tangan.

Aku telah dibutakan kasih sayang yang menyeretku pada kekeliruan. Terlalu memaksakan, sampai aku lupa bahwa hatimu juga berhak menentukan untuk tetap tinggal atau terus berjalan.

Terima kasih karena tetap bertahan setelah melewati berbagai kesulitan. Kamu hebat dan tak terkalahkan. Nasib buruk bahkan tak mampu menumbangkanmu. Aku senang.

Maaf, karena aku tak bisa memenuhi janjiku. Aku tidak cukup kuat untuk berjuang dan mengingatkan bahwa kamu pernah begitu mencintaiku setulus hatimu. Hatiku tak cukup kuat untuk menanggung sakitnya penolakanmu.

Aku memang cengeng dan manja seperti katamu. Jadi, biarlah semuanya berakhir seperti ini. Mungkin ini memang sudah jalan Tuhan untuk menjauhkanku dari orang yang kusayang, demi mendekatkanku pada orang yang menyayangiku.

Aku akan berusaha mencintai Vincent sebagai laki-laki yang siap memperjuangkan kebahagiaanku. Mungkin akan sedikit sulit, karena kami terlalu lama berteman. Tapi tidak masalah, selama aku nyaman dengannya, menikah tanpa cinta tidak sulit untuk kulakukan. Lambat laun aku yakin cinta itu akan datang dengan sendirinya.

Sekali lagi terima kasih karena pernah singgah meski tak sampai menjadi rumah. Aku memaafkanmu dengan segala tulusku. Aku merelakanmu dengam segala kuasaku. Aku akan melupakanmu dengan segala usahaku.  Berbahagialah, kamu pantas mendapatkannya.

Sampai jumpa.

Park So Eun

Surat perpisahan itu datang tepat di hari pernikahan So Eun dan Vincent. Ya, hari ini benar-benar datang, Vincent tidak main-main dengan ucapannya yang ingin menikahi So Eun. Allendra mengembuskan napas kasar, seharusnya dia bernapas dengan lebih lega karena akhirnya dia bisa bebas dari bayang-bayang dan gangguan Park So Eun.

Harusnya Allendra bahagia karena sebentar lagi ia akan merdeka dari klaim sepihak So Eun yang mengatakan bahwa dia adalah ayah dari anak yang dikandung wanita itu. Harusnya Allendra berpesta dan merayakan kemenangannya namun nyatanya yang dia lakukan sekarang hanya melamun di balkon istananya. Merenung tanpa henti, membaca bolak-balik kata perkata yang ditulis So Eun pada secarik kertas kuning dengan rapinya.

Serangan sesak ini tidak main-main menyerang dada Allendra. Selama satu minggu dia terus dihantui perasaan bersalah dan perasaan tidak rela membiarkan wanita hamil itu dipersunting pria lain. Tapi memangnya apa hak Allendra merasakan semua itu setelah apa yang dia lakukan pada So Eun minggu lalu. Ah, bukan kejadian malam itu saja tepatnya, selama pertemuan mereka satu bulan terakhir tak terhitung sudah berapa kali pria itu mengoyak perasaan So Eun. Baik disengaja ataupun tidak disengaja.

Oh, My Bad Husband!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang